7 Negara Dengan Nama Mata Uang Mirip Rupiah

Kata “rupiah” yang menjadi nama mata uang Republik Indonesia berakar dari bahasa Sanskerta “rupya”, yang artinya perak tempaan. Hal ini tak lepas dari sejarah panjang pemakaian uang sebagai alat pembayaran di negeri ini, dimana pada zaman kerajaan Hindu-Buddha dahulu kita sempat menggunakan koin perak dan emas.

Tahukah Anda jika kata yang sama dalam bahasa Sanskerta itu juga menjadi asal musasal nama mata uang yang ada di beberapa negara lain? Bila belum tau, berikut beberapa negara dengan nama mata uang yang mirip Rupiah.

 

Indonesian Rupiah

Indonesian Rupiah

 

  1. IndiaRupee (INR) adalah nama dari mata uang resmi Republik India saat ini. Rupee pertama kali dirilis pada abad ke-16 dan berlanjut hingga era kekaisaran Mughal. Berbeda dengan wilayah lain di dunia yang umumnya memakai emas sebagai mata uang, India sudah lebih awal menggunakan perak sebagai alat pembayaran yang sah.Peradaban India kuno adalah salah satu peradaban tertua yang mencetak uang koin, bersamaan dengan China dan Yunani. Pencetakan koin perak pula yang menghantarkannya pada nama Rupee saat ini.

 

  1. PakistanNegara saudara tiri dari India ini juga menggunakan mata uang yang secara formal bernama Rupee (PKR). Perbedanya adalah, di Pakistan terdapat berbagai macam cara untuk menyebutnya, termasuk “rupees”, “rupaya”, dan “rupaye”. Sebagaimana dengan India, Rupee Pakistan juga pertama kali dirilis pada abad ke-16.

 

  1. Sri LangkaDengan posisi geografis yang dekat dengan India dan Pakistan, tak mengherankan bila Sri Langka memakai mata uang dengan nama Rupee juga (kode LKR). Akan tetapi, sebenarnya mata uang resmi Sri Langka di zaman dahulu bukanlah Rupee.

    Pada tahun 1925, Pound Inggris sempat menjadi mata uang resmi Sri Langka menggantikan Rixdollar. Kemudian Rupee India menjadi mata uang standar pada 1836. Rupee yang diterbikan Pemerintah Sri Langka sendiri baru diterbitkan pada tahun 1870 (koin) dan 1885 (kertas).

 

  1. MaladewaAgak berbeda dengan ketiga negara yang kami sebutkan sebelumnya, dimana mata uang Republik Maladewa bernama Rufiyaa. Lafalnya lebih mendekati dengan Rupiah bukan? Asal usul kata “rufiyaa” ternyata juga sama-sama berakar dari bahasa Sanskerta “rupya”.

    Zaman dahulu kala, negara kepulauan ini melakukan banyak transaksi perdagangan domestik dan internasional dengan memakai cangkang siput laut. Uang koin perak baru diperkenalkan oleh Sultan Ibrahim Iskandar (1648-1687), kemudian tergantikan dengan koin emas pada tahun 1787. Menjelang akhir masa penggunaan uang koin, Maladewa menggunakan Rupee Sri Lanka, dan tahun 1947 baru mulai dicetak uang kertas Rufiyaa Maladewa (MVR).

 

  1. Nepal
    Rupee Nepal (NPR) dikeluarkan oleh pihak otoritas moneternya, Nepal Rastra Bank. Pertama kali dirilis pada tahun 1932, Rupee Nepal menggantikan Mohar Perak yang dulunya disebut dengan nama “mohru” dalam bahasa Nepal. Rumornya, semenjak tahun 2007 Rupee Nepal diproduksi oleh Perum Peruri, sebuah perusahaan percetakan uang milik pemerintah Indonesia.Berbeda dengan kurs yang ada di negara-negara sebelumnya yang dilepas untuk ditentukan oleh pasar (sistem mata uang floating), nilai tukar Rupee Nepal dipatok dengan mata uang Rupee India dalam besaran 1.6 NPR = 1 INR.
  1. SeychellesNegara pulau mungil Seychelles yang berlokasi di tengah luasnya samudera Hindia menggunakan mata uang yang bernama Rupee Seychelles (SCR). Dalam bahasa lokal, mata uang ini disebut juga “roupi”. Mantan jajahan negara Inggris ini sudah mulai menggunakannya sejak negaranya belum dimerdekakan pada tahun 1976.

 

  1. MauritiusPulau Mauritius yang berlokasi di dekat Seychelles, dan sama-sama memakai mata uang yang bernama Rupee hingga kini. Rupee Mauritius (MUR) ditetapkan secara hukum sebagai sebuah mata uang setempat pada tahun 1876 dan mulai diterapkan ke pasar pada tahun 1877 untuk menggantikan peran Rupee India, Pounds Inggris, dan Dolar Mauritius yang sebelumnya sudah dipergunakan masyarakat.

 

 

Selain ketujuh negara itu, masih ada beberapa negara lagi yang pernah menggunakan uang dengan nama yang mirip Rupiah. Walaupun sebagian nya, kini sudah tidak berlaku lagi. Diantaranya Myanmar di zaman penjajahan Jepang (Rupee Burma), Bhutan (Rupee Bhutan), Afrika Timur pada zaman penjajahan Jerman (Rupie), Zanzibar (Rupee Zanzibar), dan lain sebagainya.

Daerah Kepulauan Riau dan Papua Barat juga sempat menerbitkan Rupiah-nya sendiri. Kala itu, Riau di tahun 1963-1964 dan Papua Barat di tahun 1963-1973. Walaupun kemudian, ia digantikan secara resmi dengan mata uang Rupiah Indonesia.

Bila Anda kebetulan memiliki sejulah mata uang yang sudah tak berlaku di masa kini, jangan harap dapat menukarkannya di money changer atau bank. Nilai tukarnya sebagai mata uang kini sudah lenyap, dan kini hanya berharga di tangan kolektor saja.

Cukup sekian artikel singkat kami tentang 7 Negara Dengan Nama Mata Uang Mirip Rupiah ini. Semoga bisa memperkaya wawasan anda.

 

3 Salah Kaprah Masyarakat Tentang Kurs Rupiah

Setiap hari, kita biasa menggunakan mata uang Rupiah untuk memenuhi bermacam kebutuhan. Mulai dari untuk beli makan siang hingga membayar tagihan. Namun tanpa disadari, banyak sekali orang yang salah kaprah tentang kurs Rupiah. Apalagi di era yang marak hoax saat ini, Beraneka ragam kesalah pahaman malah dijadikan bahan untuk menghujat, padahal tak begitu jelas kebenarannya.

Untuk mencegah lebih banyak orang yang salah kaprah, berikut beberapa contoh salah kaprah tersebut. Silahkan menyimak fakta-fakta mengenainya juga ya.

 

Uang Rupiah

Uang Rupiah

 

  1. Kurs Rupiah Melemah Terus Dikarenakan Pemerintah Yang GagalRupiah termasuk kedalam Soft Currency, yaitu sebutan untuk mata uang yang nilai tukarnya terus berfluktuasi akibat terjadinya instabilitas ekonomi atau politik negeri asalnya, dan cenderung terus menurun (terdepresiasi) terhadap mata uang lain. Ini terbilang wajar mengingat mata uang negara-negara berkembang umumnya juga masuk jenis mata uang Soft Currency.

    Rupiah bukanlah satu-satunya mata uang yang dari waktu ke waktu cenderung mengalami pelemahan. Lemahnya mata uang merupakan suatu karakteristik umum dari negara berkembang, yang mana Indonesia termasuk salah satunya. Dengan kata lain, lemahnya kurs Rupiah bukanlah semata ulah sebuah rezim saja, atau ulah sang presidennya.

    Sementara itu, mata uang yang termasuk kedalam kategori Hard Currency, hanya dihuni oleh beberapa mata uang tertentu. Diantaranya adalah Dolar AS, Euro, Pound Inggris, Franc Swiss dan Yen Jepang. Status Hard Currency juga bisa dicabut, sebagaimana yang dialami oleh Dolar Kanada dan Dolar Australia.

    Karakteristik khas Hard Currency adalah mata uangnya bisa dipakai sebagai cadangan devisa di banyak negara dan diterima sebagai suatu alat pembayaran transaksi lintas wilayah, sesuatu yang masih amat jauh dari jangkauan Rupiah.

    Selain itu, terdapat kecenderungan negara asal Hard Currency mempunyai surplus neraca dagang dan surplus neraca berjalan (Current Account) yang amat besar karena investasi luar negeri dan nilai ekspornya yang cukup tinggi.

    Sebagai perbandingan, Neraca Dagang dan Neraca Berjalan negara Indonesia rapuh, sering berbalik dari surplus jadi defisit, dan amat rentan untuk terimbas perubahan-perubahan yang biasa terjadi di dalam maupun di luar negeri. Kehadiran perusahaan asal Indonesia di kancah dunia secara presentase juga masih amat kecil.

 

  1. Kalau Kurs Rupiah Terus Menurun, Kapan Majunya Indonesia!?Faktanya: Mata uang yang lemah tak melulu berdampak buruk.

    Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa saat ini malah sedang dibanjiri isu tuduhan “sengaja melemahkan nilai tukarnya sendiri”. Mengapa bisa begitu? Karena, nilai tukar yang lebih lemah bisa membuat barang dan jasa dari suatu negara jadi memiliki daya saing lebih tinggi di pasar internasional. Umpamanya Anda dihadapkan pada pilihan antara membeli mobil pabrikan Eropa yang perlu dibayar mahal akibat kuatnya Euro, versus mobil buatan India yang lebih murah dengan status Rupee yang merupakan Soft Currency bernilai lemah. Andaikan spesifikasinya sama atau hanya berbeda sedikit, maka tentunya anda akan lebih memilih buatan India bukan!?

    Dengan kata lain, bagi negara-negara yang sedang ingin menggiatkan aktivitas pertumbuhan ekonomi dan menggenjot pendapatan dari sektor perdagangan internasional, maka nilai tukar yang lemah itu bisa jadi lebih menguntungkan.

    Namun, hal ini tak dapat diterjemahkan sebagai “lebih lemah lebih baik”. Dalam ilmu ekonomi, kemajuan akan dicapai apabila terdapat keseimbangan (balance), dan bukan kondisi yang ekstrim. Dengan kata lain, seandainya pun mata uang lemah itu baik, maka “baik” itu pastnya ada dalam kisaran tertentu saja.

 

  1. Kalau Kurs Rupiah Tetap, Pasti Ekonomi Akan Lebih Makmur.Nilai tukar menunjukkan tentang seberapa besar satu unit mata uang ketika dipertukarkan dengan mata uang yang lainnya. Mayoritas mata uang di dunia memakai sistem Floating Exchange Rate (Kurs Mengambang), dimana nilai tukar akan senantiasa naik turun bergantung pada permintaan dan penawaran yang ada di pasar internasional. Walaupun, ada juga negara-negara tertentu yang memakai Fixed Exchange Rate (Kurs Tetap), dimana nilai tukar akan tetap berdasarkan patokan yang telah ditentukan sebelumnya.

    Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa meskipun seandainya suatu negara mendeklarasikan bahwa kurs-nya bernilai tetap, sejatinya nilai tukar mata uang mereka di pasar dunia tetap akan berfluktuasi sesuai dengan besaran tekanan permintaan dan penawaran atasnya. Dengan adanya Fixed Exchange Rate, negara sejatinya menjanjikan akan tersangganya nilai tukar mereka dengan terus menerus terjun ke pasar mata uang untuk memproteksi kebijakan kurs tetap itu.

    Jika kurs menurun lebih rendah dari yang sudah direncanakan, maka mereka akan buru-buru menjual persediaan devisa (valas) mereka agar menciptakan permintaan bagi mata uang mereka sendiri. Sedangkan bila kurs menguat, mereka akan segera membeli valas banyak-banyaknya sembari melepas mata uang mereka ke pasar. Dengan demikian, syarat utama bagi suatu negara agar dapat memberlakukan sistem Kurs Tetap adalah jumlah Cadangan Devisa yang luar biasa besar dari waktu ke waktu.

    Dari sini muncul kendala utama bila Rupiah akan diposisikan ke dalam Kurs Tetap. Apakah Indonesia mempunyai devisa cukup banyak untuk terus menerus ikut campur di pasar uang? Tentu saja sulit. Namun, ada cara yang lebih mudah. Yakni dengan tetap membiarkan Rupiah ada di posisi mengambang, dan hanya mengintervensi apabila terjadi penurunan nilai mata uang yang berpotensi mengganggu kestabilan ekonomi. Dengan begitu, nilai rupiah akan aman terkendali, dan devisa pun masih tetap bisa terlindungi.

Sekian dulu artikel singkat kami tentang 3 Salah Kaprah Masyarakat Tentang Kurs Rupiah. Semoga anda bisa tercerahkan, dan wawasan anda makin bertambah luas ya.

Rupiah Palsu Marak Beredar, Kenali Ciri Dan Tanda-Tandanya

Kasus penipuan dengan Rupiah palsu nampakya selalu ada dan sudah menelan banyak korban. Hingga kini, kasus penipuan uang Rupiah terus saja menjadi ancaman bagi masyarakat luas. Beberapa waktu yang lalu terdapat kasus Rupiah palsu yang cukup menggegerkan di wilayah Semarang. Si pelaku penipuan ini berhasil memalsukan uang nominal pecahan Rp 50,000 dengan nyaris sempurna.

Dikatakan demikian karena pada Rupiah palsu tersebut terlihat benang pengaman seperti halnya uang Rupiah asli. Oleh karena itu, guna mewaspadai tindakan kriminal pemalsuan uang Rupiah yang makin hari semakin canggih, masyarakat sebaiknya lebih mengenali lagi ciri – ciri dan tanda – tanda Rupiah palsu seperti yang kami jabarkan berikut ini.

 

Uang Rupiah

Uang Rupiah

 

  1. Uang Rupiah Palsu amat Mudah Untuk LunturCiri pertama dari uang Rupiah palsu adalah sifatnya yang amat mudah luntur apabila ia terkena air. Hal ini dapat terjadi karena umumnya pelaku pemalsuan uang Rupiah tidak bisa memakai jenis kertas berkualitas super layaknya yang digunakan oleh uang asli.Maka dari itu, penggunaan media air bisa digunakan untuk mengecek keaslian dari lembaran Rupiah jika metode 3D masih dinilai kurang. Pengecekan uang Rupiah dengan memanfaatkan media air cukup mudah. Yakni, hanya cukup mengoleskan permukaan uang dengan air, dan bila tinta uang meluntur, itu artinya terdapat kemungkinan bahwa uang tersebut adalah Rupiah palsu.

 

  1. Warna Uang Rupiah Palsu Tidak begitu TajamTanda kedua uang Rupiah palsu adalah warnannya yang tidak tajam. Warna uang kertas palsu tak akan bisa setajam atau sebagus yang dimiliki oleh uang asli. Hal ini bisa terjadi karena proses atau teknik mencetak uang Rupiah asli dipastikan menggunakan pigmen tinta khusus. Dengan begitu, warna uang Rupiah asli bisa berubah-ubah sesuai dengan perubahan sudut penglihatan mata kita.Uang yang asli apabila digoyang-goyangkan, warnanya akan berubah dari kehijauan menjadi kuning keemasan. Sedangkan untuk Rupiah palsu, selain warnanya yang tidak terlihat terang dan cenderung kusam, tidak nampak efek perubahan warna seperti apa yang ada pada uang asli.

 

  1. Cetakan Uang Rupiah Palsu Terasa Halus Bila DirabaSelain dari sisi warna, uang Rupiah dikatakan palsu apabila hasil cetakan uang ini terasa halus. Ketika Rupiah palsu diterawang, nampak bahwa tanda air yang ada dicetak dengan memakai teknik sablon, jadi tidak bertekstur. Sebaliknya, uang Rupiah asli mempunyai tekstur khusus yang membuat permukaan uang kertas seperti agak berkesan timbul. Kondisi inilah yang menyebabkan uang Rupiah asli akan terasa sedikit kasar ketika sedang diraba.Perlu diketahui, proses pembuatan tekstur tersebut sebenarnya bersamaan dengan pembuatan kertas sehingga terbentuklah efek tiga dimensi. Misalnya, pada bagian tulisan angka 100 ribu, gambar utama serta lambang burung Garuda. Selain itu, tulisan nominal dan Bank Indonesia juga akan terasa kasar. Sementara itu, proses pembuatan permukaan kasar pada uang kertas Rupiah palsu hanya bisa dilakukan dengan bantuan tinta sablon. Sehingga akan terasa licin ketika diraba.

 

  1. Tidak Ada Logo Rectoverso Pada Rupiah PalsuCiri Rupiah palsu selanjutnya adalah tidak adanya Logo rectoverso. Rectoverso merupakan gambar saling isi dan salah satu fitur keamanan yang harus ada pada uang Rupiah asli. Rectoverso sendiri telah dipakai sebagai salah unsur point pengaman mata uang Rupiah sejak tahun 1990-an.Unsur pengaman rectoverso sulit untuk diduplikasi, dan Rupiah palsu tidak akan memiliki unsur ini. Proses pembuatan rectoverso sangatlah rumit dan melibatkan alat cetak serta ketepatan presisi tingkat tinggi. Diperlukan teknik cetak khusus yang sanggup memecah sebuah gambar menjadi dua buah bagian.

    Rectoverso logo Bank Indonesia pada uang Rupiah akan terlihat seperti gambar dan ornamen yang tidak beraturan. Namun jika Anda terawang, salah satu unsur pengaman ini akan terlihat sebagai sebuah gambar kesatuan yang utuh dan membentuk logo BI.

 

  1. Gambar Tersembunyi yang terdapat Pada Rupiah Palsu Tak bisa TerdeteksiUntuk menanggulangi maraknya kasus pemalsuan uang Rupiah oleh para pelaku kriminal, Bank Indonesia melengkapi fitur pengaman pada mata uangnya. Sehingga tercetak sebuah mata uang yang lebih kuat dan lebih terjamin seperti dalam Rupiah emisi tahun 2016 yang dilengkapi dengan adanya gambar tersembunyi.Latent image atau gambar tersembunyi ini dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda dan akan terjadi perubahan warna secara kontras. Gambar tersembunyi tersebut adalah berupa sebuah gambar multi warna yang berupa angka nominal pada bagian belakang dan teks BI untuk bagian depannya.

 

Bila Anda Mendapatkan Uang Rupiah Palsu Apakah Yang Sebaiknya Dilakukan?

Untuk menghindari kerugian karena terlanjur memiliki uang palsu, Anda harus ekstra berhati-hati dan lebih teliti jika menerima uang dari siapapun. Selain itu, pada saat menemukan pecahan uang Rupiah palsu, segeralah melapor ke kantor kepolisian, perbankan, ataupun Bank Indonesia (BI).

Jika melapor ke BI, anda akan secara langsung ditangani dan akan diselidiki apakah uang anda tersebut benar-benar palsu. Laporan uang palsu ini nantinya akan amat berguna untuk dijadikan bukti penyelidikan. Jadi, peredaran Rupiah palsu dapat segera dihentikan.

 

Namun, perlu Anda ketahui, apabila ada uang Rupiah yang terbukti palsu, uang ini akan diambil dan tidak diberikan penggantian. Alasannya adalah, jika uang palsu tersebut diganti dengan uang asli, dikhawatirkan dikemudian hari akan banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk menukarkannya, termasuk si pelaku yang membuat uang palsu.

 

5 Fakta Yang Membuat Anda Makin Mengenal Mata Uang Negri Tirai Bambu

Sebagaimana yang kita tau, setiap orang yang ingin menggeluti suatu bidang secara serius, pasti dituntut untuk memiliki banyak sekali pengetahuan seputar bidang tersebut. Begitu juga dengan trader forex. Hal ini terbilang amat penting, untuk melengkapi pengetahuan dan mengasah teknik dalam bertrading. Bila tehnik yang digunakan terhitung tepat, meraup keuntungan bukanlah hal yang sulit.

Selain pengetahuan dasar, tak ada salahnya bila seorang trader juga membaca artikel-artikel penambah wawasan semisal fakta mengenai mata uang yang berlaku secara global. Salah satunya, mata uang Renminbi. Lantas, seperti apakah fakta yang ada dibalik mata uang Renminbi ini? Berikut ulasanya.

 

  1. Dalam Renminbi, dikenal sebutan Jiao Dan Fen
    Pada zaman dahulu, Rupiah memiliki pecahan uang yang lebih kecil. Ya! Ia disebut “sen”. Renminbi pun juga demikian. Namun nama pecahan yang lebih kecilnya disebut Jiao dan Fen. Unit-unitnya yakni 1 Yuan setara dengan 10 Jiao, dan 10 Jiao setara dengan 100 Fen. Sayangnya pada seri Renminbi terakhir (kelima), fen sudah tidak bisa kita jumpai. Pecahan terkecil yang ada, hadir dalam bentuk uang koin sebesar 0.1 Yuan (1 Jiao) dan 0.5 Yuan (5 Jiao).

 

  1. Bukanlah Alat Pembayaran Yang Resmi Di Hong Kong Dan Makau 
    Mata Uang Yuan

    Mata Uang Yuan

    Renminbi memang dikenal sebagai alat pembayaran resmi di China daratan, tetapi untuk daerah khusus Hong Kong dan Makau, memiliki mata uang resminya sendiri. Hong Kong menggunakan mata uang Dollar Hong Kong, sedangkan untuk Makau menggunakan mata uang Pataca. Di Hong Kong misalnya, sebagian besar toko akan menolak untuk menerima Yuan, dan di beberapa lokasi yang ingin menerimanya pun, menerimanya dengan nilai tukar yang kurang bagus.

 

  1. Nilai Tukar Tidak Sepenuhnya Mengambang
    Di awal mula sejarahnya, Renminbi selalu dijaga agar tetap bernilai tukar stabil, yakni 2.46 Yuan per Dolar AS. Seiring berjalan waktu, didevaluasi hingga 1.50 Yuan. Namun ketika pasar dalam negeri Tirai Bambu sudah mulai dibuka bebas pada 1980an, pemerintahnya mulai mendevaluasi harga nilai tukar agar harga barang-barang yang diekspornya menjadi lebih kompetitif, hingga mencapai “puncuk” level terlemah 8.62 Yuan per Dolar AS pada tahun 1994.Bulan Juli Tahun 2005, patokan terhadap Dollar sempat dilepas untuk beberapa waktu. Tetapi kemudian kembali dipasang dengan sejumlah alasan. Kini, bank sentralnya memakai sistem managed floating, dengan menetapkan kisaran tertentu dan memungkinkan untuk terjadinya pergerakan nilai tukar. Kisaran itu juga sering diubah-ubah. Artinya, nilai tukar Yuan tidak selalu mengambang di pasar sepenuhnya seperti halnya mata uang Dollar AS, Euro, atau Rupiah.

 

  1. Satu Mata Uang, Dua Nilai Tukar
    Jika Anda kerap mengunjungi situs berita keuangan internasional semisal Bloomberg atau Reuters, maka Anda akan melihat bahwa Renminbi memiliki dua kode ISO, keduanya adalah CNY dan CNH, yang masing-masing memiliki nilai tukar berbeda. Suatu ketika di saat yang sama, kurs USD/CNY adalah 6.5199, sedangkan USD/CNH 6.6379. Dalam periode waktu yang singkat, arah dan pergerakan nilai tukarnya juga tidak selalu serempak. Yang salah satu bisa saja naik, sedangkan satunya dapat turun pada saat yang berbarengan.Keduanya memang sama-sama dirilis oleh pihak bank sentral People’s Bank of China, tetapi penggunaannya amat berbeda. CNY mengacu kepada mata uang yang hanya bisa dipindah tangankan di dalam batas wilayah teritori China (mainland), sedangkan CNH yang terkadang juga disebut sebagai offshore Yuan, bisa dipertukarkan di selain wilayah tersebut. Hong Kong merupakan sebuah hub internasional bagi pelaku pasar offshore Renminbi.

    Perbedaan mencolok lain yang ada diantara keduanya adalah nilai CNY dibatasi dalam kisaran tertentu oleh pihak bank sentralnya. Disisi lain, CNH tidak. Inilah mengapa pergerakan nilai tukarnya bisa berbeda. Apakah ini berarti intervensi dari pihak bank sentral China tidak berimbas pada CNH? Belum tentu. Memang secara impact, tidak berdampak langsung. Namun secara psikologis, kisaran nilai tukar yang ditetapkan oleh pihak bank sentral China tetap mempengaruhi nilai mata uang CNH.

 

  1. Obligasi Renminbi Disebut Juga “Dim Sum Bond”

    Dim Sum Bond

    Dim Sum Bond

    Obligasi, atau yang kerap juga dikenal sebagai surat utang, bisa diterbitkan dalam bentuk valuta asing seperti Dollar AS, Yen Jepang, Euro, maupun Renminbi. Obligasi yang diterbitkan dalam valas tertentu, maka pembayaran kembalinya juga harus dalam valas itu. Pemerintah Indonesia misalnya, pada awal Agustus 2015 sukses merilis kebijakan “Samurai bond”, atau obligasi berdenominasi Yen, yang sudah dilakukan untuk keempat kalinya.

    Seiring dengan makin populernya mata uang Renminbi, makin banyak korporasi yang menerbitkan obligasi dalam bentuk denominasi mata uang tersebut. Obligasi-obligasi itu lebih akrab disebut dengan “Dim Sum Bond”. Dim Sum Bond yang berasal dari perusahaan diluar China pertama kali dikeluarkan oleh McDonald’s pada era tahun 2010.

 

Itu dia fakta tentang mata uang negri tirai bambu yang bisa kami sampaikan kali ini. Terimakasih telah menyimak, semoga anda terbantu ya.

5 Fakta Menarik Tentang Yuan China

Di dunia internasional, banyak sekali mata uang yang beredar. Dollar Amerika, Euro, Poundsterling, Yen, Dan Yuan merupakan 5 mata uang yang kerap kita dengar. Bahkan, sebagai seorang trader forex pastinya sering bertrading pada mata uang tadi. Namun, apakah anda tau tentang fakta menarik dari mata uang yang ada di dunia?

Bila anda masih belum mengetahuinya, izinkanlah saya untuk menuliskan tentang 5 fakta menarik mata uang China. Selamat menyimak!

 

  1. Mata Uang Resmi China Bernama Renminbi, Bukan Yuan
    Di kalangan masyarakat Indonesia, mata uang yang dimiliki oleh Republik Rakyat China kerap kali disebut sebagai Yuan. Padahal, nama asli yang sebenarnya adalah Renminbi. “Yuan” hanyalah sebutan bagi satuan mata uangnya.Dalam hal ini, Renminbi agak berbeda dengan Rupiah yang selain menjadi nama dari mata uang resmi juga menjadi sebutan untuk jumlah satuan. Jadi, jika diumpamakan dalam sebuah percakapan, “Berapa Rupiah harganya?” kita biasa menjawab “Seribu Rupiah”. Namun bila di China, maka yang benar adalah “Berapa Renminbi harganya?” bisa dijawab dengan kalimat “Seribu Yuan”.

    Di sisi lain, “yuan” yang juga merupakan penyebutan satuan, maka dalam tata bahasa Mandarin, kata itu juga bisa dipakai sebagai satuan bagi mata uang lain, semisal Yen Jepang serta Won Korea. Jadi, anda tak perlu bingung bila sewaktu-waktu, anda menemukan hal unik ini ketika sedang berkunjung ke China.

  2. Yuan = Koin Bundar
    Secara harfiah, bila ditulis dalam konteks formal, “yuan” memiliki arti “koin bundar”. Ini merujuk kepada koin perak bundar yang zaman dulu pernah berlaku di jaman Dinasti Qing. Sedangkan dalam konteks informal, “yuan” sendiri ditulis dalam huruf (元), dan secara harfiah memiliki makna “permulaan”.Sedangkan renminbi sendiri, bila diartikan secara harfiah bisa diartikan dengan “uang rakyat”. Itu merupakan hasil kependekan dari berbagai macam nama mata uang yang sebelumnya sempat digunakan sebagai alat pembayaran legal di wilayah China.
  3. Yuan = Won = Yen?
    Dalam hal penamaan mata uang, Korea dan Jepang memang memiliki mata uang yang secara etimologi memiliki akar pada kata yang sama. “Won”sendii dalam bahasa Korea memiliki arti bundar. Dan “Yen” juga dalam bahasa Jepang memiliki arti klasik “bundar”. Bahkan cara penulisan formal “Yuan” di zaman dahulu, sempat juga gunakan untuk “Won” di Korea (hanja) sebelum kemudian disesuaikan cara penulisanya sehingga cara penulisannya menjadi hangeul seperti yang kita tahu bersama sekarang.

 

  1. Dijuluki Redback Dan Memiliki Gambar Mao Zedong

    Mata Uang Yuan

    Mata Uang Yuan

    Karakter apa yang paling mencolok dari mata uang Renminbi? Yang pertama adalah Mao Zedong, dan yang kedua adalah warna merah. Uang kertas mata uang Renminbi versi yang lawas sempat menggunakan gambar ilustrasi sosok dari beberapa suku minoritas China. Sebut saja Tibet, suku Mongol, suku Hui, suku Miao, suku Uyghur, dll.Namun, di seri-serinya yang terbaru, sosok dari Mao Zedong cukup mendominasi ilustrasi pada pecahan uang kertasnya, disertai dengan panorama dan juga bunga-bungaan. Selain itu, terdapat pula gambar dari beberapa tokoh pemimpin lainnya di seri renminbi sebelumnya, tetapi gambar Mao Zedong sudah terlanjur menjadi salah satu icon bagi mata uang Renminbi, sebagaimana halnya juga dengan warna merah ini.

    Sehubungan dengan rupa dari lembaran 100 yuan yang didominasi oleh warna merah, media Barat menjulukinya “redback”, yang juga berlawanan dengan mata uang Dollar AS yang kerap kali disebut sebagai “greenback”.

 

  1. Renminbi merupakan Uang Kertas Pertama Di Dunia

    Uang Dinasti Song

    Uang Dinasti Song

    Tahukah Anda bahwa penemu kertas pertama dunia berasal dari China? Jauh sebelum para penjelajah barat mengetahui fakta ini, persebaran kertas sudah terjadi. Dahulu kala, adalah Tsai Lun, seorang kasim dari Dinasti Han yang menemukan proses pembuatan kertas di sekitar tahun 105.Sebelum ia menemukan kertas, orang hanya bisa menuliskan aksara pada kayu, tulang, kerang, batu, kulit pohon, dan juga bambu. Uang kertas pertama yang ada di dunia pun dipergunakan di China, meskipun basis penghitunganya masih mengacu pada koin tembaga. Seperti dibawah ini, adalah salah satu dokumentasi gambar uang kertas dari jaman Dinasti Song.

    Walaupun sekilas terlihat aneh, uang adalah uang. Ia tetap menjadi sebuah alat yang bisa dipakai untuk bertransaksi dalam kehidupan sehari-hari. Selama “bentuk”nya masih dianggap valid dan layak, ia tetap sah untuk dipakai siapa saja.

 

Oke, itulah tadi artikel singkat kami tentang 5 fakta menarik tentang yuan China. Setelah membaca artikel ini, apakah anda akan tetap menyebut mata uang dari negri tirai bambu ini dengan sebutan Yuan lagi? Ataukah anda akan menyebutnya dengan sebutan Renminbi?

Terlepas dari apapun sebutan anda terhadap mata uang ini di kehidupan sehari-hari, anda pasti dapat menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi. Setidaknya, anda tidak akan kebingungan lagi bila ada orang yang menyebutkan mata uang Renminbi. Ya kan?

Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 2)

Berikut ini adalah alasan-alasan lain setelah masalah likuiditas dan stabilitas Uni Eropa yang menjadi penyebab kegagalan euro dalam menggeser dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Yuk simak ulasan lanjutannya di sini..

Krisis Ekonomi Tahun 2008

Sejak diperkenalkan pada tahun 1999 sampai krisis keuangan 2008, euro mengikuti lintasan menanjak yang stabil terhadap dolar AS dengan nilai tukar EUR/USD naik sampai di bawah $ 1.60. Namun krisis keuangan yang terjadi di tahun 2008 merusak kenaikan euro terhadap dolar AS dalam sekejap mata. Euro telah mengalami penurunan yang stabil terhadap dolar AS sejak saat itu. Euro kehilangan sepertiga dari nilai tukar di mana pada tahun 2015 telah jatuh signifikan hingga di atas $ 1.10.

Mayoritas analis pasar mata uang memproyeksikan penurunan euro lebih lanjut ke nilai nominal dengan dolar AS. Beberapa analis juga memprediksi euro dan Uni Eropa pada akhirnya akan jatuh, runtuh dan dibubarkan.

Tingkat keparahan krisis keuangan global yang berlaku menguatkan dolar AS, karena pentingnya mempertahankan nilai dolar dipandang penting untuk menghindari krisis keuangan global yang lebih parah. Singkat cerita, ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi secara besar-besaran dipandang sebagai lingkungan yang tidak tepat untuk membuat perubahan mendasar dalam cadanagn devisa yang ada di dunia.

Untuk membendung jatuh bebasnya keuangan global, Amerika Serikat harus mampu menjual triliunan dolar AS senilai dengan hutang AS. Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika dolar AS kehilangan posisinya sebagai mata uang cadangan dunia.

Krisis Utang Eropa

Keterpurukan euro diperparah dengan krisis utang Eropa yang dianggap sebagai krisis utang tahun 2011-2012 oleh beberapa analis dan beberapa karakteristiknya masih berlanjut. Krisis ini semakin membuka kelemahan Uni Eropa sebagai sebuah ekonomi dan juga meningkatkan permusuhan antara anggota Uni Eropa yang lebih makmur seperti Jerman dan negara-negara seperti Yunani dan Spanyol yang ekonominya memburuk serta terus menerus menyeret ekonomi Eropa secara keseluruhan.

Kebangkitan China dan Yuan

Abad ke-21 yang merdu meningkatkan ekonomi China yang telah melampaui Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia berhasil memberikan efek negatof pada euro untuk mencapai kondisi yang lebih substansial sebagai mata uang cadangan dunia. Ketajaman peningkatan China dalam ekonomi dunia disertai oleh dorongan untuk mata uangnya dalam menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia.

Yuan semakin banyak digunakan dalam perdagangan internasional dan mencari investasi internasional. China menekan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan status Hak Penarikan Spesial (SDR) sesuai dengan mata uang cadangan yang diakui.

China telah membentuk lebih dari selusin bank kliring Yuan di seluruh dunia. Hubungan antara pasar saham Hong Kong dan Shanghai telah dipupuk untuk merangsang perkembangan pasar modal lebih lanjut di China. China telah menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan sejumlah bank sentral mitra dagang utamanya termasuk Bank of England dan Bank of Canada sehingga mengurangi euro dan dolar AS sebagai mata uang cadangan.

Yuan adalah mata uang kedua yang paling banyak digunakan dalam pembiayaan perdagangan, setelah dolar AS. Dan China bersama Jepang adalah salah satu pemegang cadangan devisa terbesar di dunia. Oleh karena itu mata uangnya memiliki dampak besar pada mata uang yang dianggap sah sebagai mata uang cadangan dunia. Untuk saat ini dan mungkin di masa depan, preferensi China adalah untuk mata uangnya sendiri atas euro dan dolar AS.

Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 1)

Saat Euro memulai debutnya di panggung keuangan dunia, banyak analis ekonomi yang memujinya dan dengan optimis menebak bahwa Euro akan menjadi mata uang cadangan dunia berikutnya. Prediksi ini sejatinya cukup masuk akal karena berdasarkan gagasan bahwa kekuatan finansial gabungan hampir seluruh Eropa Barat mungkin merupakan kekuatan ekonomi yang cukup kuat untuk menjatuhkan dolar AS dari posisinya saat ini sebagai mata uang cadangan dunia.

Pada dasarny Euro cukup cepat menjadi mata uang kedua yang paling penting di dunia, namun pada tahun 2015 lalu terbukti Euro telah gagal untuk menggantikan dolar AS di posisi puncak. Apa yang terjadi? Dan kenapa Euro bisa gagal dalam menggulingkan dolar AS? Faktanya ada beberapa alasan yang mendasari kegagalan Euro untuk menjadi mata uang cadangan dunia. Alasan-alasan ini termasuk termasuk likuiditas, stabilitas keuangan Uni Eropa, masalah hutang Uni Eropa, krisis keuangan tahun 2008 hingga kenaikan pesat dari Yuan China.

Syarat Menjadi Mata Uang Cadangan yang Baik

Bagi sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan primer tidaklah semudah membalik telapak tangan. Mata uang yang ingin meraih predikat ini haruslah memenuhi sejumlah persyaratan yang tidak bisa dhindari. Pertama, sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan dunia harus menjadi mata uang yang dianggap signifikan dan cukup solid untuk digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan transaksi keungan di negara penerbitnya.

Kedua, mata uang tersebut harus didukung oleh ekonomi dan pemerintahan yang besar di mana investor internasional memiliki kepercayaan diri dalam menggunakannya. Ketiga dan terakhir, mata uang tersebut harus dianggap memiliki nilai tukar yag relatif stabil hingga titik bank sentral merasa nyaman mengakumulasi dan memegang mata uang dalam jumlah besar. Ketiga syarat utama ini harus dipenuhi secara keseluruhan agar sebuah mata uang bisa naik peringkat menjadi mata uang cadangan dunia.

Masalah Likuiditas

Jumlah total Euro yang beredar dibatasi oleh kebijakan uang kers oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan terus melakukan perlawanan oleh beberapa negara terhadap standar modal ECB dan pengawasan keuangan oleh Komisi Eropa. Dengan kata lain, anggota utama Uni-Eropa seperti Inggris dan Jerman enggan menyerahkan kontrol keuangan yang berdaulat pada ECB. Selama negara-negara anggota utama Uni-Eropa ini berhenti sepenuhnya dalam merangkul Euro, maka hal ini akan menghambat ketergantungan dunia terhadap mata uangnya.

Tambahkan deflasi serius di bagian zona Euro dan fakta sederhana adalah tidak ada jumlah Euro yang cukup dalam sirkulasi di seluruh dunia untuk itu, murni dari sudut pandang praktis digunakan sebagai mata uang perdagangan dan transaksi keuangan utama di dunia.

Stabilitas Uni-Eropa

Terkait dengan masalah pertama yang dijelaskan di atas adalah masalah kedua yaitu stabilitas ekonomi Uni-Eropa secara keseluruhan. Krisis utang Uni-Eropa terus berlanjut. Deflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah berkontribusi untuk terus memperburuk rasio utang terhadap PDB dari banyak negara Uni-Eropa.

Masalahnya meluas dari titik terburuk yaitu Yunani hingga titik terbaik yaitu Jerman yang tetap menjadi ekonomi Uni Eropa terkuat nmun tetap melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang melemah. Sistem perbankan Eropa tetap berada di bawah tekanan yang tak ada hentinya dengan banyak bank yang masih kurang terstruktur dengan serius.

Bagaimana menurut Anda? Benarkan Euro telah gagal menjadi mata uang cadangan dunia? Untuk pembahasan lebih lanjut, jangan lupa simak di artikel selanjutnya.

Mengapa Dolar AS Dapat Diterima Di Bermuda?

Apakah Anda pernah mendengar Pulau Bermuda? Tahukah Anda bahwa di pulau ini dolar AS diterima sebagai alat pembayaran? Meskipun Pulau Bermuda memiliki mata uang resmi yaitu dolar Bermuda, namun dolar AS juga digunakan sebagai alat pembayaran di sini. Bahkan faktanya, dolar AS lebih banyak digunakan di Pulau Bermuda jika dibandingkan dengan mata uang resmi mereka. Terdengar sedikit aneh, namun memang kehadiran perusahaan-perusahaan multinasional yang signifikan di Pulau Bermuda menjadi alasan utama dolar AS lebih banyak digunakan di tempat ini.

Fakta ini juga menguntungkan masyarakat AS sendiri yang akan berlibur ke Pulau Bermuda, mereka tidak perlu menukar mata uang untuk bisa berlibur di Pulau Bermuda. Dolar AS diterima secara bebas oleh hotel, restoran, toko ritel dan pedagang-pedagang kecil lainnya di pulau ini. Selain itu dolar AS juga digunakan untuk transaksi pribadi di antara warga Bermuda. Lebih dari itu, setiap organisasi, perusahaan ataupun individual di Pulau Bermuda bisa memilih untuk membuat rekening bank dalam mata uang dolar AS.

Jadi untuk Anda yang bukan berasal dari Amerika Serikat dan ingin berlibur ke Pulau Bermuda, maka Anda tidak perlu menukar mata uang lokal negara Anda dengan mata uang Pulau Bermuda. Anda cukup membawa dolar AS mengingat mata uang ini digunakan secara bebas di sini.

Alasan Umum Dolar AS Diterima Di Bermuda

Alasan penerimaan dolar AS di Pulau Bermuda pada dasarnya sama dengan alasan dolar AS diterima di negara lain di seluruh di dunia. Penerimaan dolar AS di seluruh dunia memiliki tiga tingkatan utama yaitu sebagai berikut:

  • Dolarisasi Resmi. Untuk kategori penerimaan yang paling tinggi adalah dolarisasi AS resmi di mana tidak ada mata uang asli dan dolar AS adalah satu-satunya mata uang yang diterima secara resmi. Negara-negara yang masuk ke kategori ini adalah Panama dan Ekuador.
  • Semi-dolarisasi. Kategori kedua ini di mana sebuah negara menggunakan dolar AS dan mata uangnya sendiri sebagai tender legal di negara ini. Pulau Bermuda masuk ke dalam kategori kedua ini.
  • Dolarisasi Tidak Resmi. Sedangkan tingkat paling rendah dalam penerimaan dolar AS atau kategori ketiga adalah dolarisasi tidak resmi yang secara umum terjadi di sebagian besar negara di seluruh dunia. Kategori ini berlaku karena dolar AS tidak ditetapkan sebagai tender legal sehingga tidak diteriima secara umum di tempat-tempat bisnis. Biasanya penerimaan dolar AS di kategori ini hanya diterima dalam transaksi pribadi warga negara tersebut.

Penerimaan dolar AS secara umum terjadi karena mata uang ini telah diakui sebagai mata uang cadangan utama dunia sejak akhhir PD II. Dolar AS yang sepanjang sejarah tidak pernah didevaluasi atau tidak berlaku juga dianggap sebagai mata uang yang paling stabil di dunia. Selain itu, dolar AS juga digunakan secara luas dalam perdagangan internasional.

Alasan Khusus Penerimaan Dolar AS di Bermuda

Selain alasan umum, ada juga alasan khusus kenapa dolar AS diterima di Bermuda. Mata uang Bermuda yaitu dolar Bermuda pada umumnya hanya diterima terbatas di kepulauan kecil dan tidak memiliki penerimaan umum di berbagai negara di seluruh dunia. Faktor pendukung lain untuk penerimaan dolar AS di Bermuda adalah kenyataan bahwa Amerika Serikat hanya berjarak 500 mil dari Pulau Bermuda dan menjadi negara yang paling dekat dengan pulau ini.

Fakta ini membuat AS menjadi mitra dagang utama dan sumber bisnis pariwisata di Pulau Bermuda. Amerika Serikat menyumbang sekitar 75% dari total impor, pengunjung dan perdagangan di Pulau Bermuda. Singkatnya, karena hubungan moneter yang dalam dan dekat dengan Amerika Serikat menggunakan dolar AS secara bergantian dengan dolar Bermuda untuk sebagian besar membuat transaksi moneter warga dan bisnisnya lebih mudah dilakukan.

Apa yang Menyebabkan Krisis Mata Uang? (Bagian 2)

Kembali lagi dengan ulasan tentang penyebab krisis mata uang,u ntuk memprediksi tentang kapan suatu negara akan mengalami krisis mata uang akan melibatkan banyak variabel kompleks. Namun Anda perlu tahu bahwa ada beberapa faktor umum yang terhubung dengan krisis ini yaitu:

  • Negara-negara yng dipinjami dengan banyak (defisit akun saat ini)
  • Nilai mata uang meningkat dengan cepat
  • Ketidakpastian atas tindakan pemerintah yang membuat investor resah

Nah untuk memperjelas pembahasan ini, berikut akan diulas mengenai beberapa krisis yang telah terjadi sebelumnya:

Krisis Amerika Latin Tahun 1994

Pada tanggal 20 Desember 1994, peso Meksiko didevaluasi. Perlu Anda tahu bahwa perekonomian Meksiko telah meningkat pesat sejak tahun 1982, saat itulah pengalaman terakhir mereka mengalami pergolakan dan tingkat suku bunga pada sekuritas Meksiko berada di tingkat positif.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap krisis selanjutnya adalah sebagai berikut:

  • Reformasi ekonomi dari akhir tahun 80-an yang dirancang untuk membatasi inflasi negara merajalela dan mulai retak saat ekonomi melemah.
  • Pembunuhan calon presiden Meksiko pada bulan Maret 1994 memicu kekhawatiran akan adanya aksi jual mata uang.
  • Bank sentral mengestimasikan memiliki cadangan devisa sebanyak $28 milyar untuk menjaga kestabilan peso ternyata dalam waktu kurang dari setahun menghilang.
  • Bank sental mulai mengubah hutang jangka pendek dalam mata uang peso menjadi obligasi berdenominasi dolar. Konversi ini menghasilkan penurunan cadangan devisa dan kenaikan hutang.

Ketika akhirnya pemerintah memutuskan untuk mendevaluasi mata uang peso pada Desember, tahun 1994, itu membuat kesalahan besar. Itu tidak mendevaluasi mata uang dengan jumlah yang cukup besar, yang menunjukkan bahwa mereka masih menyusun kebijakan dan tidak mau mengambil langkah-langkah menyakitkan yang diperlukan.

Hal ini menyebabkan investor asing mendorong turun nilai tukar peso secara drastis yang pada akhirnya memaksa pemerintah menaikkan suku bunga domestik hingga hampir mencapai  80%. Ini berdampak sangat besar pada PDB Meksiko yang juga ikut turun. Krisis ini akhirnya bisa diatasi dengan pinjaman darurat dari Amerika Serikat.

Krisis Asia Tahun 1997

Asia tenggara merupakan rumah bagi ekonomi “harimau” dan krisis Asia Tenggara. Investasi asing telah dilakukan selama bertahun-tahun. Perekonomian terbelakang mengalami tingkat pertumbuhan dan tingkat ekspor yang tinggi. Pesatnya pertumbuhan ini disebablan oleh proyek investasi modal, namun produktivitas secara keseluruhan tidak memenuhi harapan. Sementara penyebab pastinya krisis diperdebatkan, dan Thailand adalah negara pertama yang mengalami masalah.

Sama seperti Meksiko, Thailand sangat bergantung pada hutang luar negeri sehingga menyebabkannya di ambang kekurangan likuiditas. Terutama, investasi yang didominasi real estate tidak dikelola dengan baik. Defisit neraca berjalan yang besar dikelola sektor swasta semakin bergantung pada investasi asing untuk tetap bertahan. Hal ini menyebabkan Thailand memiliki rasio devisa yang signifikan. Rasio ini muncul ketika AS menaikkan suku bunga domestik yang akhirnya menurunkan jumlah investasi asing yang masuk ke ekonomi Asia Tenggara. Tiba-tiba defisit akun berjalan menjadi masalah besar dan penularan finansial cepat berkembang. Krisis Asia Tenggara berasal dari beberapa poin penting :

  • Karena nilai tukar menjadi sangat sulit untuk dipertahankan, maka banyak mata uang negara Asia Tenggara mengalami penurunan nilai.
  • Perekonomian Asia Tenggara memperlihatkan peningkatan pesat dalam hutang swasta yang didukung dalam beberapa negara oleh asset dengan nilai over-inflasi. Default meningkat seiring arus masuk modal asing turun.
  • Investasi asing setidaknya bersifat spekulatif dan investor mungkin tidak cukup memperhatikan resiko yang ada.

Pelajaran yang Bisa Dipelajari

Ada beberapa pelajaran yang bisa dipelajari dari krisis-krisis ini:

  1. Memiliki jumlah hutang yang rendah tidak cukup untuk menjaga agar kebijakan tetap berjalan.
  2. Surplus perdagangan dan tingkat inflasi rendah dapat mengurangi tingkat pengaruh krisis terhadap ekonomi. Namun jika terjadi penularan finansial, spekulasi membatasi opsi dalam jangka pendek.
  3. Pemerintah sering dipaksa untuk menyediakan likuiditas ke bank swasta yang dapat berinvestasi dalam utang jangka pendek yang akan membutuhkan pembayaran jangka pendek.
  4. Menjaga nilai tukar tidak membuat kebijakan bank sentral berjalan hanya dengan nilai nominal. Sementara mengumumkan niat untuk mempertahankan pasak dapat membantu dan investor pada akhirnya akan melihat kemampuan bank sentral untuk mempertahankan kebijakan tersebut. Bank sentral harus mendevaluasi dengan cara yang memadai agar dapat dipercaya.

Kesimpulan

Pertumbuhan di negara berkembang pada umumnya positif bagi ekonomi global, namun tingkat pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menciptakan ketidakstabilan dan kesempatan yang lebih tinggi untuk pengalihan modal serta kekurangan mata uang domestik.

Apa yang Menyebabkan Krisis Mata Uang? (Bagian 1)

Sejak awal tahun 90-an, telah terjadi banyak kasus investor mata uang yang tertangkap basah dan berujung pada pergerakan mata uang dan perpindahan modal. Apa yang membuat investor mata uang dan pemodal internasional merespon dan bertindak seperti ini? Apakah mereka mengevaluasi hal-hal kecil dalam ekonomi, atau mereka menggunakan naluri khusus? Pada ulasan kali ini kita akan melihat ketidakstabilan mata uang dan menemukan apa yang sebenarnya menjadi penyebabnya.

Apa Itu Krisis Mata Uang?

Krisis mata uang disebabkan oleh penurunan nilai mata uang suatu negara. Penurunan nilai ini secara negatif mempengaruhi ekonomi dengan menciptakan ketidakstabilan nilai tukar. Ini berarti bahwa satu unit mata uang tidak lagi membeli sebanyak itu di tempat lain. Untuk menyederhanakan masalah ini, kita dapat mengatakan bahwa krisis berkembang sebagai interaksi antara ekspektasi investor dan apa yang menyebabkan harapan itu terjadi.

Kebijakan Pemerintah, Bank Sentral dan Peran Investor

Ketika menghadapi prospek krisis mata uang, banker sentral dalam ekonomi nilai tukar tetap dapat mencoba mempertahankan nilai tukar saat ini dengan masuk ke cadangan devisa negara tersebut atau membiarkan nilai tukar berfluktuasi.

Mengapa memanfaatkan cadangan devisa sebagai solusi? Saat pasar mengharap devaluasi, tekanan ke bawah yang ditempatkan pada mata uang dapat benar-benar hanya diimbangi oleh kenaikan tingkat suku bunga. Untuk meningkatkan tingkat suku bunga, bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar, di mana pada gilirannya akan meningkatkan permintaan untuk mata uang. Bank bisa melakukan ini dengan menjual cadangan devisa untuk menciptakan arus keluar modal. Ketika bank menjual sebagian cadangan devisanya, ia menerima pembayaran dalam bentuk mata uang domestik yang dikeluarkan dari peredaran sebagai asset.

Menopang nilai tukar tidak bisa bertahan selamanya, baik dalam hal penurunan cadangan devisa ataupun faktor politik dan ekonomi seperti meningkatnya pengangguran. Devaluasi mata uang dengan meningkatkan nilai tukar tetap menghasilkan barang domestik yang lebih murah daripada barang asing yang berujung meningkatnya permintaan pekerja dan meningkatkan output.

Dalam devaluasi jangka pendek juga menaikkan suku bunga, yang harus diimbangi oleh bank sentral melalui peningkatan jumlah uang beredar dan kenaikan cadangan devisa.  Seperti disebutkan sebelumnya, menopang nilai tukar dapat melalui cadangan devisa negara dengan cepat dan mendevaluasi mata uang dapat menambah cadangan.

Sayang untuk bank dan untung untuk anda, investor sangat sadar bahwa strategi devaluasi dapat digunakan dan dapat membangun ini sesuai harapan. Jika pasar mengharapkan bank sentral untuk mendevaluasi mata uangnya, yang akan meningkatkan nilai tukar, kemungkinan meningkatkan cadangan devisa negara melalui kenaikan permintaan agregat tidak terealisasi. Sebagai gantinya, bank sentral harus menggunakan cadangannya untuk mengecilkan jumlah uang yang beredar di mana bisa meningkatkan tingkat bunga domestik.

Anatomi Krisis

Jika kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi terkikis maka mereka akan berusaha mengeluarkan uang mereka dari negara tersebut. Hal ini disebut sebagai perpindahan modal (capital flight). Sekali investor menjual investasi dalam mata uang domestik mereka, maka mereka mengubah investasi tersebut menjadi mata uang asing. Hal ini menyebabkan nilai tukar semakin buruk, sehingga berakibat kehabisan mata uang yang kemudian membuat negara tidak mungkin untuk membiayai belanja modalnya.

Memprediksi kapan sebuah negara akan mengalami krisis mata uang melibatkan analisis berbagai variabel yang kompleks. Ada beberapa faktor umum yang menghubungkan krisis yang lebih baru. Anda penasaran tentang faktor-faktor umum ini? Simak lanjutan pembahasannya di artikel selanjutnya. Sampai jumpa..

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman