Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 2)

Berikut ini adalah alasan-alasan lain setelah masalah likuiditas dan stabilitas Uni Eropa yang menjadi penyebab kegagalan euro dalam menggeser dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Yuk simak ulasan lanjutannya di sini..

Krisis Ekonomi Tahun 2008

Sejak diperkenalkan pada tahun 1999 sampai krisis keuangan 2008, euro mengikuti lintasan menanjak yang stabil terhadap dolar AS dengan nilai tukar EUR/USD naik sampai di bawah $ 1.60. Namun krisis keuangan yang terjadi di tahun 2008 merusak kenaikan euro terhadap dolar AS dalam sekejap mata. Euro telah mengalami penurunan yang stabil terhadap dolar AS sejak saat itu. Euro kehilangan sepertiga dari nilai tukar di mana pada tahun 2015 telah jatuh signifikan hingga di atas $ 1.10.

Mayoritas analis pasar mata uang memproyeksikan penurunan euro lebih lanjut ke nilai nominal dengan dolar AS. Beberapa analis juga memprediksi euro dan Uni Eropa pada akhirnya akan jatuh, runtuh dan dibubarkan.

Tingkat keparahan krisis keuangan global yang berlaku menguatkan dolar AS, karena pentingnya mempertahankan nilai dolar dipandang penting untuk menghindari krisis keuangan global yang lebih parah. Singkat cerita, ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi secara besar-besaran dipandang sebagai lingkungan yang tidak tepat untuk membuat perubahan mendasar dalam cadanagn devisa yang ada di dunia.

Untuk membendung jatuh bebasnya keuangan global, Amerika Serikat harus mampu menjual triliunan dolar AS senilai dengan hutang AS. Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika dolar AS kehilangan posisinya sebagai mata uang cadangan dunia.

Krisis Utang Eropa

Keterpurukan euro diperparah dengan krisis utang Eropa yang dianggap sebagai krisis utang tahun 2011-2012 oleh beberapa analis dan beberapa karakteristiknya masih berlanjut. Krisis ini semakin membuka kelemahan Uni Eropa sebagai sebuah ekonomi dan juga meningkatkan permusuhan antara anggota Uni Eropa yang lebih makmur seperti Jerman dan negara-negara seperti Yunani dan Spanyol yang ekonominya memburuk serta terus menerus menyeret ekonomi Eropa secara keseluruhan.

Kebangkitan China dan Yuan

Abad ke-21 yang merdu meningkatkan ekonomi China yang telah melampaui Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia berhasil memberikan efek negatof pada euro untuk mencapai kondisi yang lebih substansial sebagai mata uang cadangan dunia. Ketajaman peningkatan China dalam ekonomi dunia disertai oleh dorongan untuk mata uangnya dalam menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia.

Yuan semakin banyak digunakan dalam perdagangan internasional dan mencari investasi internasional. China menekan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan status Hak Penarikan Spesial (SDR) sesuai dengan mata uang cadangan yang diakui.

China telah membentuk lebih dari selusin bank kliring Yuan di seluruh dunia. Hubungan antara pasar saham Hong Kong dan Shanghai telah dipupuk untuk merangsang perkembangan pasar modal lebih lanjut di China. China telah menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan sejumlah bank sentral mitra dagang utamanya termasuk Bank of England dan Bank of Canada sehingga mengurangi euro dan dolar AS sebagai mata uang cadangan.

Yuan adalah mata uang kedua yang paling banyak digunakan dalam pembiayaan perdagangan, setelah dolar AS. Dan China bersama Jepang adalah salah satu pemegang cadangan devisa terbesar di dunia. Oleh karena itu mata uangnya memiliki dampak besar pada mata uang yang dianggap sah sebagai mata uang cadangan dunia. Untuk saat ini dan mungkin di masa depan, preferensi China adalah untuk mata uangnya sendiri atas euro dan dolar AS.

Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 1)

Saat Euro memulai debutnya di panggung keuangan dunia, banyak analis ekonomi yang memujinya dan dengan optimis menebak bahwa Euro akan menjadi mata uang cadangan dunia berikutnya. Prediksi ini sejatinya cukup masuk akal karena berdasarkan gagasan bahwa kekuatan finansial gabungan hampir seluruh Eropa Barat mungkin merupakan kekuatan ekonomi yang cukup kuat untuk menjatuhkan dolar AS dari posisinya saat ini sebagai mata uang cadangan dunia.

Pada dasarny Euro cukup cepat menjadi mata uang kedua yang paling penting di dunia, namun pada tahun 2015 lalu terbukti Euro telah gagal untuk menggantikan dolar AS di posisi puncak. Apa yang terjadi? Dan kenapa Euro bisa gagal dalam menggulingkan dolar AS? Faktanya ada beberapa alasan yang mendasari kegagalan Euro untuk menjadi mata uang cadangan dunia. Alasan-alasan ini termasuk termasuk likuiditas, stabilitas keuangan Uni Eropa, masalah hutang Uni Eropa, krisis keuangan tahun 2008 hingga kenaikan pesat dari Yuan China.

Syarat Menjadi Mata Uang Cadangan yang Baik

Bagi sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan primer tidaklah semudah membalik telapak tangan. Mata uang yang ingin meraih predikat ini haruslah memenuhi sejumlah persyaratan yang tidak bisa dhindari. Pertama, sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan dunia harus menjadi mata uang yang dianggap signifikan dan cukup solid untuk digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan transaksi keungan di negara penerbitnya.

Kedua, mata uang tersebut harus didukung oleh ekonomi dan pemerintahan yang besar di mana investor internasional memiliki kepercayaan diri dalam menggunakannya. Ketiga dan terakhir, mata uang tersebut harus dianggap memiliki nilai tukar yag relatif stabil hingga titik bank sentral merasa nyaman mengakumulasi dan memegang mata uang dalam jumlah besar. Ketiga syarat utama ini harus dipenuhi secara keseluruhan agar sebuah mata uang bisa naik peringkat menjadi mata uang cadangan dunia.

Masalah Likuiditas

Jumlah total Euro yang beredar dibatasi oleh kebijakan uang kers oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan terus melakukan perlawanan oleh beberapa negara terhadap standar modal ECB dan pengawasan keuangan oleh Komisi Eropa. Dengan kata lain, anggota utama Uni-Eropa seperti Inggris dan Jerman enggan menyerahkan kontrol keuangan yang berdaulat pada ECB. Selama negara-negara anggota utama Uni-Eropa ini berhenti sepenuhnya dalam merangkul Euro, maka hal ini akan menghambat ketergantungan dunia terhadap mata uangnya.

Tambahkan deflasi serius di bagian zona Euro dan fakta sederhana adalah tidak ada jumlah Euro yang cukup dalam sirkulasi di seluruh dunia untuk itu, murni dari sudut pandang praktis digunakan sebagai mata uang perdagangan dan transaksi keuangan utama di dunia.

Stabilitas Uni-Eropa

Terkait dengan masalah pertama yang dijelaskan di atas adalah masalah kedua yaitu stabilitas ekonomi Uni-Eropa secara keseluruhan. Krisis utang Uni-Eropa terus berlanjut. Deflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah berkontribusi untuk terus memperburuk rasio utang terhadap PDB dari banyak negara Uni-Eropa.

Masalahnya meluas dari titik terburuk yaitu Yunani hingga titik terbaik yaitu Jerman yang tetap menjadi ekonomi Uni Eropa terkuat nmun tetap melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang melemah. Sistem perbankan Eropa tetap berada di bawah tekanan yang tak ada hentinya dengan banyak bank yang masih kurang terstruktur dengan serius.

Bagaimana menurut Anda? Benarkan Euro telah gagal menjadi mata uang cadangan dunia? Untuk pembahasan lebih lanjut, jangan lupa simak di artikel selanjutnya.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman