5 Fakta Yang Membuat Anda Makin Mengenal Mata Uang Negri Tirai Bambu

Sebagaimana yang kita tau, setiap orang yang ingin menggeluti suatu bidang secara serius, pasti dituntut untuk memiliki banyak sekali pengetahuan seputar bidang tersebut. Begitu juga dengan trader forex. Hal ini terbilang amat penting, untuk melengkapi pengetahuan dan mengasah teknik dalam bertrading. Bila tehnik yang digunakan terhitung tepat, meraup keuntungan bukanlah hal yang sulit.

Selain pengetahuan dasar, tak ada salahnya bila seorang trader juga membaca artikel-artikel penambah wawasan semisal fakta mengenai mata uang yang berlaku secara global. Salah satunya, mata uang Renminbi. Lantas, seperti apakah fakta yang ada dibalik mata uang Renminbi ini? Berikut ulasanya.

 

  1. Dalam Renminbi, dikenal sebutan Jiao Dan Fen
    Pada zaman dahulu, Rupiah memiliki pecahan uang yang lebih kecil. Ya! Ia disebut “sen”. Renminbi pun juga demikian. Namun nama pecahan yang lebih kecilnya disebut Jiao dan Fen. Unit-unitnya yakni 1 Yuan setara dengan 10 Jiao, dan 10 Jiao setara dengan 100 Fen. Sayangnya pada seri Renminbi terakhir (kelima), fen sudah tidak bisa kita jumpai. Pecahan terkecil yang ada, hadir dalam bentuk uang koin sebesar 0.1 Yuan (1 Jiao) dan 0.5 Yuan (5 Jiao).

 

  1. Bukanlah Alat Pembayaran Yang Resmi Di Hong Kong Dan Makau 
    Mata Uang Yuan

    Mata Uang Yuan

    Renminbi memang dikenal sebagai alat pembayaran resmi di China daratan, tetapi untuk daerah khusus Hong Kong dan Makau, memiliki mata uang resminya sendiri. Hong Kong menggunakan mata uang Dollar Hong Kong, sedangkan untuk Makau menggunakan mata uang Pataca. Di Hong Kong misalnya, sebagian besar toko akan menolak untuk menerima Yuan, dan di beberapa lokasi yang ingin menerimanya pun, menerimanya dengan nilai tukar yang kurang bagus.

 

  1. Nilai Tukar Tidak Sepenuhnya Mengambang
    Di awal mula sejarahnya, Renminbi selalu dijaga agar tetap bernilai tukar stabil, yakni 2.46 Yuan per Dolar AS. Seiring berjalan waktu, didevaluasi hingga 1.50 Yuan. Namun ketika pasar dalam negeri Tirai Bambu sudah mulai dibuka bebas pada 1980an, pemerintahnya mulai mendevaluasi harga nilai tukar agar harga barang-barang yang diekspornya menjadi lebih kompetitif, hingga mencapai “puncuk” level terlemah 8.62 Yuan per Dolar AS pada tahun 1994.Bulan Juli Tahun 2005, patokan terhadap Dollar sempat dilepas untuk beberapa waktu. Tetapi kemudian kembali dipasang dengan sejumlah alasan. Kini, bank sentralnya memakai sistem managed floating, dengan menetapkan kisaran tertentu dan memungkinkan untuk terjadinya pergerakan nilai tukar. Kisaran itu juga sering diubah-ubah. Artinya, nilai tukar Yuan tidak selalu mengambang di pasar sepenuhnya seperti halnya mata uang Dollar AS, Euro, atau Rupiah.

 

  1. Satu Mata Uang, Dua Nilai Tukar
    Jika Anda kerap mengunjungi situs berita keuangan internasional semisal Bloomberg atau Reuters, maka Anda akan melihat bahwa Renminbi memiliki dua kode ISO, keduanya adalah CNY dan CNH, yang masing-masing memiliki nilai tukar berbeda. Suatu ketika di saat yang sama, kurs USD/CNY adalah 6.5199, sedangkan USD/CNH 6.6379. Dalam periode waktu yang singkat, arah dan pergerakan nilai tukarnya juga tidak selalu serempak. Yang salah satu bisa saja naik, sedangkan satunya dapat turun pada saat yang berbarengan.Keduanya memang sama-sama dirilis oleh pihak bank sentral People’s Bank of China, tetapi penggunaannya amat berbeda. CNY mengacu kepada mata uang yang hanya bisa dipindah tangankan di dalam batas wilayah teritori China (mainland), sedangkan CNH yang terkadang juga disebut sebagai offshore Yuan, bisa dipertukarkan di selain wilayah tersebut. Hong Kong merupakan sebuah hub internasional bagi pelaku pasar offshore Renminbi.

    Perbedaan mencolok lain yang ada diantara keduanya adalah nilai CNY dibatasi dalam kisaran tertentu oleh pihak bank sentralnya. Disisi lain, CNH tidak. Inilah mengapa pergerakan nilai tukarnya bisa berbeda. Apakah ini berarti intervensi dari pihak bank sentral China tidak berimbas pada CNH? Belum tentu. Memang secara impact, tidak berdampak langsung. Namun secara psikologis, kisaran nilai tukar yang ditetapkan oleh pihak bank sentral China tetap mempengaruhi nilai mata uang CNH.

 

  1. Obligasi Renminbi Disebut Juga “Dim Sum Bond”

    Dim Sum Bond

    Dim Sum Bond

    Obligasi, atau yang kerap juga dikenal sebagai surat utang, bisa diterbitkan dalam bentuk valuta asing seperti Dollar AS, Yen Jepang, Euro, maupun Renminbi. Obligasi yang diterbitkan dalam valas tertentu, maka pembayaran kembalinya juga harus dalam valas itu. Pemerintah Indonesia misalnya, pada awal Agustus 2015 sukses merilis kebijakan “Samurai bond”, atau obligasi berdenominasi Yen, yang sudah dilakukan untuk keempat kalinya.

    Seiring dengan makin populernya mata uang Renminbi, makin banyak korporasi yang menerbitkan obligasi dalam bentuk denominasi mata uang tersebut. Obligasi-obligasi itu lebih akrab disebut dengan “Dim Sum Bond”. Dim Sum Bond yang berasal dari perusahaan diluar China pertama kali dikeluarkan oleh McDonald’s pada era tahun 2010.

 

Itu dia fakta tentang mata uang negri tirai bambu yang bisa kami sampaikan kali ini. Terimakasih telah menyimak, semoga anda terbantu ya.

Speak Your Mind

*

*

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman