Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 1)

Saat Euro memulai debutnya di panggung keuangan dunia, banyak analis ekonomi yang memujinya dan dengan optimis menebak bahwa Euro akan menjadi mata uang cadangan dunia berikutnya. Prediksi ini sejatinya cukup masuk akal karena berdasarkan gagasan bahwa kekuatan finansial gabungan hampir seluruh Eropa Barat mungkin merupakan kekuatan ekonomi yang cukup kuat untuk menjatuhkan dolar AS dari posisinya saat ini sebagai mata uang cadangan dunia.

Pada dasarny Euro cukup cepat menjadi mata uang kedua yang paling penting di dunia, namun pada tahun 2015 lalu terbukti Euro telah gagal untuk menggantikan dolar AS di posisi puncak. Apa yang terjadi? Dan kenapa Euro bisa gagal dalam menggulingkan dolar AS? Faktanya ada beberapa alasan yang mendasari kegagalan Euro untuk menjadi mata uang cadangan dunia. Alasan-alasan ini termasuk termasuk likuiditas, stabilitas keuangan Uni Eropa, masalah hutang Uni Eropa, krisis keuangan tahun 2008 hingga kenaikan pesat dari Yuan China.

Syarat Menjadi Mata Uang Cadangan yang Baik

Bagi sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan primer tidaklah semudah membalik telapak tangan. Mata uang yang ingin meraih predikat ini haruslah memenuhi sejumlah persyaratan yang tidak bisa dhindari. Pertama, sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan dunia harus menjadi mata uang yang dianggap signifikan dan cukup solid untuk digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan transaksi keungan di negara penerbitnya.

Kedua, mata uang tersebut harus didukung oleh ekonomi dan pemerintahan yang besar di mana investor internasional memiliki kepercayaan diri dalam menggunakannya. Ketiga dan terakhir, mata uang tersebut harus dianggap memiliki nilai tukar yag relatif stabil hingga titik bank sentral merasa nyaman mengakumulasi dan memegang mata uang dalam jumlah besar. Ketiga syarat utama ini harus dipenuhi secara keseluruhan agar sebuah mata uang bisa naik peringkat menjadi mata uang cadangan dunia.

Masalah Likuiditas

Jumlah total Euro yang beredar dibatasi oleh kebijakan uang kers oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan terus melakukan perlawanan oleh beberapa negara terhadap standar modal ECB dan pengawasan keuangan oleh Komisi Eropa. Dengan kata lain, anggota utama Uni-Eropa seperti Inggris dan Jerman enggan menyerahkan kontrol keuangan yang berdaulat pada ECB. Selama negara-negara anggota utama Uni-Eropa ini berhenti sepenuhnya dalam merangkul Euro, maka hal ini akan menghambat ketergantungan dunia terhadap mata uangnya.

Tambahkan deflasi serius di bagian zona Euro dan fakta sederhana adalah tidak ada jumlah Euro yang cukup dalam sirkulasi di seluruh dunia untuk itu, murni dari sudut pandang praktis digunakan sebagai mata uang perdagangan dan transaksi keuangan utama di dunia.

Stabilitas Uni-Eropa

Terkait dengan masalah pertama yang dijelaskan di atas adalah masalah kedua yaitu stabilitas ekonomi Uni-Eropa secara keseluruhan. Krisis utang Uni-Eropa terus berlanjut. Deflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah berkontribusi untuk terus memperburuk rasio utang terhadap PDB dari banyak negara Uni-Eropa.

Masalahnya meluas dari titik terburuk yaitu Yunani hingga titik terbaik yaitu Jerman yang tetap menjadi ekonomi Uni Eropa terkuat nmun tetap melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang melemah. Sistem perbankan Eropa tetap berada di bawah tekanan yang tak ada hentinya dengan banyak bank yang masih kurang terstruktur dengan serius.

Bagaimana menurut Anda? Benarkan Euro telah gagal menjadi mata uang cadangan dunia? Untuk pembahasan lebih lanjut, jangan lupa simak di artikel selanjutnya.

Speak Your Mind

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman