Pelajaran Trading Dari Pahit Manis Kisah Lee Gettess

Trader profesional dan mentor trading ternama yaitu Lee Gettess, adalah full time trader yang selalu fokus pada hal yang terkait dengan manajemen risiko. Ia menjadikan komponen tersebut sebagai faktor utama dalam menunjang kesuksesannya pada trading di pasar komoditi. Namun demikian, suksesnya kolaborasi antara Lee Gettes dengan manajemen risiko tidak terjadi begitu saja. Ada proses awal yang panjang dan terbilang ‘menyakitkan’ sebelum tokoh tersebut berhasil menapaki kesuksesan dalam karir tradingnya. Seperti apakah cerita tersebut? Inspirasi trading apa yang bisa kita ambil dari trader professional ini?

 

 

Pernah Terbujuk Rayuan Broker

Lee pertama kali mengenal trading dan juga pasar komoditi melalui telepon broker yang belum pernah dikenalnya. “Seseorang dalam telepon itu menceritakan bagaimana Omar Sharif mengubah account tradingnya dari USD50,000 menjadi USD50 juta di pasar komoditi gula,” kenangnya. Broker itu juga mengatakan bahwa pola pada pasar komoditi gula seperti yang dialami Omar Sharif akan dan pasti berulang.

 

Lee Gattess trader

Lee Gattess trader

 

Saat itu, Lee bekerja pada General Motors sebagai penjaga gedung sekaligus pembersih kantor (cleaning service), walaupun ia mempunyai latar belakang pendidikan di bidang IT. Lee tahu bahwa ada beberapa orang di Detroit, kota kelahirannya, yang bisa menjadi kaya raya dalam waktu singkat meski ia tak tahu apa yang telah dilakukan orang-orang tersebut. Tanpa berpikir lebih jauh lagi, Lee mengusahakan sejumlah dana untuk bisa menjadi Omar Sharif selanjutnya.

 

“Saya menyerahkan USD10,000 kepada broker tersebut, dan 3 minggu kemudian ia mengembalikan kepada saya sebesar USD3,000,” kata Lee. Tak langsung menyerah, Lee kemudian meyakini bahwa jika ia bisa rugi begitu cepat, pasti ada cara lain untuk membuat keuntungan yang cepat pula. Namun pertanyaannya adalah ‘bagaimana caranya?’ Lee Gettess kemudian mulai belajar tentang segala hal yang terkait mengenai pasar komoditi. Disela-sela waktu luangnya, ia selalu membaca atau mencari tahu segala hal tentang trading serta pasar komoditi. Menurut kacamata atau pengamatan Lee Gettess memang sisi teknikal dari pasar ini selalu menarik untuk dipelajari.

 

 

Transisi Ke Trading For Living

Lee Gettess kemudian terjun trading kembali pada pertengahan tahun 80-an. Saat terjadi crash di pasar saham pada tanggal 12 Oktober 1987 yang berdampak pada semua pasar, Lee mendapat kerugian sebanyak USD1,500. “Waktu itu posisi saya memang salah, saya melawan arah trend. Tetapi bagi saya hal tersebut adalah hasil trading yang bagus. Saya hanya rugi USD1,500,” ungkapnya. “Saya tidak bisa menerima apabila tidak tahu kenapa saya rugi, dan kenapa saya mengabaikan manajemen risiko,” tambah Lee. Setelah merasa bisa menghasilkan profit yang cukup baik untuk hidup, Lee keluar dari pekerjaannya pada tahun yang sama, kemudian mulai konsentrasi penuh pada trading. Lalu seutuhnya Lee masuk dalam fase trading for living.

 

 

Hadirkan Berbagai Inovasi Dalam Trading

Dimulai pada tahun 1988, Lee mengembangkan sebuah software sistem trading dengan  nama ‘Volpat Trading System’, yang kemudian terkenal dan masuk kedalam ranking 10 besar software trading top dunia. Volpat merupakan singkatan dari volatility and pattern. “Volatilitas Anda butuhkan untuk mengetahui kadar aktivitas dari pasar. Jika pasar diam, maka Anda tentu tak akan bisa mencetak uang,” kata Lee. “Sementara pattern, merupakan pola pergerakan harga jangka pendek yang bisa dikenali komputer. Ini bersifat obyektif, dan Anda tetap harus memutuskan point-point entry dan exit sendiri secara tepat.

Pada tahun 1993, Lee menjual softwarenya tersebut ke beberapa trader profesional dan 3 institusi keuangan besar termasuk sebuah bank yang menduduki ranking 10 besar di Amerika Serikat, dengan nilai sebesar USD 675,000. Kemudian pada tahun 1994, Lee Gettess memperkenalkan teknik Market Mapping kepada publik. Teknik ini dapat memperbaiki sistem trading apapun yang telah di-backtest, hingga lebih teliti dan juga dapat lebih diandalkan. Trader terkenal yaitu Larry Williams memuji ide Lee Gettess yaitu sebagai  teknik dalam meminimalisir angka kerugian yang pernah ditemukan.

 

 

Kesuksesan Profit Tergantung Pada Manajemen Risiko

Menurut Lee, segala sesuatu yang bisa menghasilkan profit dalam trading adalah bergantung pada pengendalian risiko. “Anda tidak bisa mengendalikan pergerakan harga pasar. Satu-satunya yang dapat Anda kendalikan ketika trading adalah risiko. Maka itulah tugas utama Anda sebagai trader,” katanya menjelaskan. “Mengendalikan risiko bukan berarti Anda harus menentukan stop loss secara ketat, tetapi Anda harus melihat pergerakan pasar dengan fair dan obyektif. Dengan kata lain berikanlah pasar ruang untuk bergerak,” imbuh Lee Gettes.

 

Apa nasehat Lee untuk para trader pemula?

Nasehatnya adalah Jangan pernah mengharapkan profit ataupun return yang tidak realistis. Cobalah untuk menggunakan money management secara baik. Banyak yang tanya kepada saya tentang bagaimana cara terbaik untuk trading. Itu merupakan pertanyaan yang tidak mungkin bisa saya jawab. Cara dan metode trading seseorang sangatlah bergantung kepada karakter dan kepribadian masing-masing individu. Kemudian, apa jaminan untuk bisa sukses? Ketika saya bekerja di General Motors, setiap orang mengatakan bahwa ini merupakan perusahaan raksasa, dan semua hal yang Anda butuhkan untuk bisa sukses telah dijamin disini. Akan tetapi, saat saya bangun tidur pada suatu pagi dan mengetahui bahwa tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut, saya kemudian sadar bahwa jaminan sukses itu terletak pada diri saya sendiri,” jelas Lee Gettess.

 

 

Akhir Kata

Kesimpulan mengenai cerita karir trading serta tips ala Lee Gettess, maka ada 4 pelajaran trading berharga yang bisa kita ambil atau pelajari untuk meningkatkan peluang kesuksesan di masa depan. Pertama-tama, janganlah buru-buru untuk masuk pada suatu bidang investasi yang belum dikenal hanya karena terbujuk iming-iming profit suatu pihak saja. Kedua, ambil hikmah dari setiap kegagalan yang terjadi. Lee Gettess adalah orang yang tidak menyerah begitu saja ketika ia kehilangan USD7,000, atau saat loss USD1,500 saat terjadi crash pada pasar saham. Ia justru berhasil bangkit kembali, mendalami karir trading for living, dan kemudian berhasil menciptakan inovasi trading. Pelajaran ketiga dari seorang  Lee Gettess adalah utamakan manajemen risiko, lalu sesuaikan dengan kondisi pasar. Terakhir, sebagai trader pemula janganlah mengharapkan profit yang terbilang fantastis, serta pilihlah metode trading yang sesuai dengan karakter diri.

 

Demikian artikel mengenai karir trading dan tips ala Lee Gettess, semoga bermanfaat bagi para pembacanya.

Stanley Druckenmiller, Murid George Soros Yang Bantu Bobol Bank Inggris

Banyak dari para trader yang telah meninggalkan jejaknya di dunia investasi finansial. Meskipun setelah pensiun akan dipandang sebagai orang kaya, tetapi kini mereka lebih condong untuk berperan sebagai penulis buku atau pembicara seminar. Hal inilah yang menimbulkan bermacam-macam pelajaran yang dapat kita ambil dari para trader sukses ini. Salah satunya adalah Stanley Druckenmiller.

 

Stanley Druckenmiller

Stanley Druckenmiller

 

Stanley Druckenmiller, Murid George Soros

Stanley Druckenmiller kini menjalani hidup dengan tenang yaitu sebagai pensiunan dan dermawan di kota New York. Namun, dulu ia dikenal sebagai salah satu hedge fund manager terkemuka dengan berbagai macam penghargaan yang didapatkan yaitu sebagai ‘trader forex terbaik dunia’, sekaligus murid dari trader milioner George Soros yang telah melegenda.

 

Prinsip yang selalu digunakan oleh Stanley Druckenmiller pun didapat dari seorang milioner George Soros. Sebagaimana dikatakannya, “Saya belajar banyak tentang segala hal dari dia (George Soros). Yang paling penting adalah bukan pada salah atau benarnya cara trading Anda, melainkan berapa jumlah uang yang Anda peroleh ketika cara trading Anda dianggap benar, dan berapa jumlah uang Anda yang hilang apabila cara trading Anda dianggap salah.”

 

Stanley Druckenmiller yang pernah masuk kedalam urutan 91 orang terkaya di Amerika Serikat versi ‘Forbes Top 400 Americans’  ini ‘berguru’ pada trader sohor dunia, yaitu George Soros ketika ia menerima permintaan untuk bergabung dengan Quantum Funds milik Soros sebagai manager portofolio pada tahun 1988.

 

“Saya telah menemukan orang yang dapat menerjemahkan dengan persis apa yang saya pikirkan.” kata Soros waktu meminangnya. Sebagai pemicu utama (key triggerman) posisi trading Soros, pada tahun 1992, Stanley Druckenmiller dan Soros telah berhasil ‘membobol Bank of England’ melalui aksi sell Pound Sterling dengan modal sindikasi yaitu sebesar US$ 10 milyar serta menghasilkan profit lebih dari US$ 1 milyard dalam sehari. Peristiwa itu pula yang membuat Inggris berpikir ulang untuk ikut serta dalam menggunakan mata uang tunggal Euro.

 

Kemudian setelah ia tidak lagi bergabung dalam Quantum Funds, Stanley Druckenmiller menjadi presiden Duquesne Capital Management yang mengelola aset yang berjumlah milyaran dolar dengan return 30 persen per tahun tanpa pernah loss. Ia mengumumkan pensiun pada tahun 2010 dengan alasan karena lelah dan tertekan harus mengelola dana dalam jumlah yang luar biasa besar. Namun, nyatanya hingga saat ini ia tetap dianggap sebagai salah satu hedge fund manager dan trader forex terbaik dunia.

 

 

Trading Tak Bisa Dipelajari Hanya Dari Teori

Salah satu poin atau tujuan utama dari Stanley Druckenmiller dalam mengelola asset yaitu terletak pada money management yang sangat ia kelola dengan disiplin, yaitu “Dalam jangka panjang, Anda harus menghasilkan return semaksimal mungkin. Hal tersebut bisa dicapai apabila dalam jangka pendek ini modal Anda tidak terkikis. Artinya adalah jika Anda mencoba untuk menghindar dari resiko, itu cara investasi yang salah. Keberhasilan dalam trading, ataupun investasi, sama sekali tidak ditentukan oleh faktor keberuntungan. Itu hanyalah sebuah fantasi. Maka bekerjalah pada hal-hal yang realistis, dan resiko merupakan faktor penting yang harus bisa Anda manage.” katanya.

 

Gaya pengelolaan portofolio trading-nya sendiri serupa dengan George Soros, yaitu dengan memegang sekelompok saham pada posisi long, kemudian sekelompok saham dalam posisi short, dan menggunakan leverage untuk bertrading futures dan valas.

 

Menurut orang-orang terdekat dari seorang Druckenmiller, kunci sukses dari seorang Stanley Druckenmiller dalam trading ada pada kemampuannya untuk mengambil posisi pada waktu yang sangat tepat. Pada saat ia yakin benar, hal yang ia lakukan adalah segera melipat gandakan position size dalam trading-nya. Druckenmiller yang saat ini bertempat tinggal di wilayah New York juga mengisi sebagian waktunya dengan bekerja sebagai Chief Executive Officer dari Harlem Children’s Zone, yaitu sebuah wadah kegiatan sosial yang membantu ribuan anak-anak miskin dan terlantar.

 

Untuk para trader forex, ia mempunyai sebuah petuah: ”Trading merupakan sebuah praktek untuk menghasilkan uang, tidak bisa dipelajari hanya berdasarkan teori saja. Ketika saya melamar kerja di Pittsburgh National Bank (pekerjaan pertamanya jauh sebelum ia bertemu Soros -red) sang manager bertanya ‘saya dengar Anda ikut program Ph.D.’, ketika saya jawab ‘ya’ ia berkata ‘bagus’, dan ia tanya kembali apakah saya sudah mendapat gelar MBA atau Ph.D., saya jawab belum, saya drop-out. Ia berkata ‘itu lebih bagus. Anda diterima. “

 

Berdasarkan cerita dan pengalaman wawancara dari Stanley Druckenmiller dengan seorang manager kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa kita harus dapat mengambil keputusan dengan matang. Jika kita yakin bahwa kita akan lebih maju dengan keputusan yang kita ambil tersebut, maka jalani dan lakukan dengan sebaik mungkin. Maka Anda akan memperoleh keberhasilan atau bahkan kesuksesan. Dan perlu diingat bahwa sebuah gelar yang didapatkan pun tidak akan menjamin Anda sukses karena yang menjamin sebuah kesuksesan adalah skill, ketekunan dan keyakinan yang ada dalam diri Anda.

 

Terimakasih sudah menyimak, dan semoga artikel tentang kesuksesan Stanley Druckenmiller ini bisa menginspirasi para pembaca. Sampai jumpa lagi di postingan kami selanjutnya ya.

Nasehat Trader Sukses Paul Tudor Jones Bagi Pemula

Para trader yang telah meraih kesuksesan dalam karirnya sebagian besar akan mendedikasikan pengetahuan serta waktunya untuk mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita dapat mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir serta pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi. Salah satu diantara mereka adalah Paul Tudor Jones.

 

Paul Tudor Jones, Memprediksi Black Monday 1987 Dengan Tepat

Paul Tudor Jones II merupakan investor dan trader profesional, pendiri dan presiden Tudor Investment Corporation. Tudor Investment adalah sebuah perusahaan hedge fund multi milyard dollar. Selain itu kekayaan pribadinya ditaksir mencapai US$ 6.3 milyard pada tahun 2009 dan masuk dalam urutan 336 orang terkaya di dunia menurut versi majalah Forbes Maret 2012.

 

Paul Tudor Jones

Paul Tudor Jones

 

Nama Paul Tudor Jones mulai dikenal dunia sejak ia bisa dengan tepat memprediksi terjadinya crash di pasar saham dunia pada Senin 19 Oktober 1987 atau yang dikenal sebagai Black Monday 1987. Pada hari itu, jatuhnya harga saham dunia dimulai di Hongkong, kemudian melebar ke Eropa dan akhirnya menghantam Amerika Serikat yang menyebabkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami penurunan hingga mencapai 508 point ke angka 1738.74 atau 22.61%. Jones sendiri justru berhasil meraup keuntungan yang sangat luar biasa dengan melakukan aksi jual dalam volume yang sangat besar.

 

Strategi tradingnya tersebut ia ungkapkan pada film produksi PBS 1987 yang berjudul ‘TRADER: The Documentary’. Film ini sempat menggemparkan dunia trading saat itu karena menguraikan secara detail tentang manajemen resiko yang diterapkan dan dianggap sebagai strategi ‘holy grail’ ala Paul Tudor Jones. Sayangnya, pada tahun 1990, Jones meminta film tersebut ditarik dari peredaran dan Paul sendiri telah membeli hampir semua copy film tersebut.

 

Sekolah Tak Mengajarkan Trik Trading

Dalam dunia trading, Paul Tudor Jones telah dianggap sebagai salah satu trader terkemuka atau ‘Great Trader’. Lahir di Memphis, Tennessee, AS pada tahun 1954, Jones mempunyai cita-cita menjadi petinju terkenal. Setelah Jones mendapatkan gelar dibidang ekonomi dari University of Virginia pada tahun 1976, ia sempat bekerja di sebuah broker saham sebelum mulai trading dengan modal sendiri pada tahun 1980.

 

Merasa ilmunya kurang cukup memadai, ia mendaftar di Harvard Business School, dan akhirnya diterima. Tetapi tak lama kemudian ia berhenti kuliah karena merasa kecewa. “Sungguh gila apabila saya terus mengikuti kuliah. Untuk apa? Mereka tidak mengajarkan trik atau cara dalam trading di pasar saham. Rupanya ilmu yang saya cari bukanlah bagian dari mata kuliah sekolah bisnis yang paling top sekalipun.” kata Jones yang pernah menjadi juara tinju amatir kelas welter ini.

 

Atas saran saudara sepupunya (Eli Tullis) yang bekerja sebagai pedagang kapas, Jones berguru pada Eli Tullis, seorang trader komoditi di New Orleans. Sambil bekerja di perusahaan pialang milik Tullis, ia belajar bagaimana trading futures pada komoditi kapas di New York Cotton Exchange. “Saya telah mempelajari banyak hal dalam trading. Trading di futures sangat kompetitif dan Anda harus bisa menerima kerugian. Sudah selayaknya Anda belajar dari kekalahan dan kesalahan. Tidak ada yang benar atau salah dalam trading pada pasar jenis apapun. Yang ada hanyalah apabila emosi Anda tinggi berarti Anda salah, bahkan cepat atau lambat Anda akan kalah.” kata Jones yang pernah menjabat sebagai direktur di Institute for Financial Markets di Washington D.C. itu.

 

Pada saat ini Tudor Investment Corporation yang merupakan bagian dari korporasi bisnis Paul Tudor Jones, Tudor Group, merupakan salah satu perusahaan pengelola asset terkemuka di AS. Aktivitasnya meliputi trading dan investasi di berbagai jenis pasar serta riset.

 

Nasehat Jones untuk para trader: “Kerugian merupakan bagian dalam trading. Jika Anda mengalami loss, maka renungkan lah mengapa hal tersebut bisa terjadi, bukan untuk disesali. Anda tentu akan mendapatkan banyak profit ketika pasar trending kuat, tetapi hal tersebut jarang terjadi, karena hanya 15% kemungkinannya. Mungkin Anda dapat mengatakan ketika pasar sedang uptrend, tetapi saya katakan bahwa pasar masih konsolidasi, jangan masuk dulu… Satu hal yang penting adalah jangan fokus pada profit yang akan Anda peroleh saja, melainkan fokus pada proteksi apa yang telah Anda miliki. (Don’t focus on making money, focus on protecting what you have).” kata Paul Tudor Jones.

 

Sahabat, perlu diingat bahwa bertrading forex sekali lagi bukanlah sebuah “rich quick scheme”. Anda tidak dapat membaca satu dua artikel saja atau membeli sebuah “rumus rahasia” seharga ratusan Dollar ataupun hanya mengharapkan agar mendapatkan sebuah keuntungan sepanjang waktu dari rumus rahasia Anda. Kalau bisa seperti itu, pastilah semua orang sudah bertrading forex dan melupakan pekerjaan mereka. Kenyataannya bahkan ada yang gagal dan ada yang berhasil. Pastilah ada perbedaan pemahaman antara yang berhasil dengan yang gagal.

 

Semoga artikel Nasehat Trader Sukses Ala Paul Tudor Jones ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

 

Kisah Trader Sukses Tom Bierovic, Pengguna Teknikal Tulen

Tom Bierovic merupakan seorang trader terkenal dan manager sistem trading dari Omega Research, Inc., walaupun kini sudah jarang terdengar namanya, dahulu ia sempat menjadi buah bibir karena aktif terlibat dalam berbagai seminar di 35 negara seta sempat menjadi narasumber di berbagai media keuangan utama semisal Futures World News, Futures magazine, dan majalah Technical Analysis of Stocks and Commodities. Ia juga sering menulis buku tentang analisa teknikal, semisal The Momentum Retracement Method for Successfully Buying Countertrend, dan buku Playing for Keeps: Ten Trading Systems That Really Work (Wiley & Sons 1999) yang menjelaskan tentang beberapa topik yang menyangkut sistem trading dan pengembangannya.

 

Tom Bierovic

Tom Bierovic

 

Untuk anda yang sudah terlanjur penasaran dengan sosok Tom Bierovic, berikut ini  kami tuliskan beberapa pelajaran tentang kisah sukses dari seorang Tom Bierovic.

 

Belajar Menghitung Teknikal Secara Manual

Tokoh trader yang satu ini sudah mengenal bisnis trading futures sejak usia yang masih sangat muda. Ayahnya merupakan seorang trader pada Mid America Exchange. Tom membantu membuatkan plot perubahan harga pada chart daily dan weekly untuk komoditi agric, dan ia diupah untuk pekerjaan tersebut. “Saat itu, trading masih belum menggunakan komputer, dan kita tak memiliki perangkat komputer. Jadi, saya memperoleh harga penutupan pasar hari itu juga dari surat kabar sore,” Bierovic menjelaskan.

Pada liburan musim panas, Bierovic biasa bekerja pada floor trading ayahnya. “Saya membuat plot simple moving average 10 periode untuk closing price pada time frame 15 menit.” jelasnya. “Ayah saya memang senang bertrading dengan teknik scalping, namun ia hanya akan membuka atau menutup posisi tradingnya sesuai dengan rekomendasi yang dibuat pada pergerakan trend di time frame 15 menit.”

Saat itu, ia merancang plot beberapa indikator teknikal dengan cara manual. Selain moving averages, indikator yang ia hitung setiap hari dengan cara manual adalah RSI, stochastics, MACD dan ADX. Saat ia ditanya apakah ia masih menggunakan cara manual tadi, ia hanya menjawab  “Oh, tentu saja sekarang saya tidak melakukan cara manual itu lagi,” katanya, “tetapi hal tersebut akan amat berguna jika Anda mulai belajar analisa teknikal.” imbuh Bierovic.

Bierovic memang seorang chartist, dan seorang trader teknikal tulen. Ia bahkan secara sengaja tak mau tahu suatu hal apapun tentang analisa fundamental. “Semua akibat dari faktor fundamental yang telah tercermin dengan begitu sempurna pada pergerakan harga pasar yang sedang terjadi sekarang sekarang.” katanya, mengutip kaidah klasik dari analisa teknikal.

Satu hal penting yang diungkapkan oleh Bierovic sebagai pakar analisa teknik adalah bahwa analisa teknikal mampu berjalan dengan baik pada pasar yang volume perdagangannya terhitung besar dan sangat likuid. Ia mencontohkan pasar yang tidak memenuhi kriteria tersebut adalah semisal palladium (untuk pasar komoditi) dan Dollar Australia (untuk pasar forex).

 

Mengutamakan Kebebasan Dalam Membuat Sebuah Keputusan Trading

Tom Bierovic menyusun sejumlah aturan baku untuk ia pergunakan dalam trading. Namun, ia lebih mengutamakan kebebasan dalam hal menentukan posisi dan membuat sebuah keputusan penting dalam trading. Kebebasan dan keleluasaan untuk mengambil keputusan tersebut ia posisikan pada urutan yang paling atas pada peraturan baku yang dibuat olehnya.

Ia bahkan menyebutkan diri sebagai “trader yang bebas, dengan metode yang amat spesifik”. Katanya, “Saya menuliskan seluruh aturan dengan jelas dan rinci sehingga semua trader dapat menggunakan sistem trading yang saya buat. Namun, saya tidak benar-benar terikat dengan aturan itu, dan sering kali saya menyimpang saat harus memutuskan sesuatu yang amat penting. Ya, saya lebih mengutamakan kebebasan untuk mengambil keputusan penting.” Ujarnya.

Dalam bukunya yang berjudul The Momentum Retracement Method for Successfully Buying Countertrend, Bierovic menjelaskan tentang apa yang dinamakan retracement momentum, yang mencakup tentang pengetahuan arah dan kualitas sebuah trend hingga dapat ditentukan di saat-saat terjadinya reaksi counter trend, dan dapat dihitung aspek resikonya dengan benar. “Dari yang selama ini saya alami, saya hanya akan berusaha untuk 40% benar. Dan sebisa mungkin menerapkan risk/reward dengan ratio 1:2. Saya sudah cukup nyaman dengan aturan yang saya susun tersebut.” katanya.

 

Ketahui Psikologi Dan Kepribadian Diri

Apa nasehat dari Tom Bierovic untuk para trader pemula? “Sudah sepatutnya untuk para trader pemula mengetahui dengan pasti tentang keadaan psikologi dan kepribadian Anda. Anda tak dapat berbohong dalam menentukan gaya trading (trading style) yang amat mencerminkan kepribadian Anda yang sebenarnya.” Pesan Bierovic.

“Menurut pendapat saya, belajarlah tentang analisa teknikal dengan benar dan terapkan dalam setiap sesi trading. Jangan cepat putus asa ketika anda loss, atau merasa jumawa saat mendapatkan profit. Hal itu tidak ada gunanya, lebih baik Anda membuat metode dan menyusun sebuah peraturan trading yang harus Anda ikuti dengan disiplin. Sebelum Anda benar-benar paham dan mengerti betul tentang kondisi pasar, sebaiknya jangan masuk ke dalam pasar. Dan, sebaiknya anda jangan meniru langkah saya dengan menyimpang dari aturan.” jelas Tom Bierovic.

 

Oke, itulah tadi artikel singkat kami tentang kisah trader sukses Tom Bierovic, pengguna teknikal tulen. Terimakasih sudah menyimak, sampai jumpa.

Trading Tanpa Loss Ala Marcelino Livian

Tidak banyak orang yang sanggup bertahan dan sanggup mengumbar bahwa mereka mampu trading tanpa mengalami loss dalam jumlah besar selama dalam karirnya. Hal itu terdengar lebih seperti mimpi di siang bolong ketimbang sebuah strategi dalam bertrading. Namun demikian, salah satu master trader kelas dunia yang bernama Marcelino Livian, sanggup meraup keuntungan lebih dari 80% dalam kurun waktu empat tahun trading.

Lantas, siapakah seorang  Marcelino Livian? Seperti apakah kisah tentang trading tanpa loss ala dirinya? Bila anda penasaran, langsung saja kita simak artikel singkat berikut ini.

 

Mengenal Seorang Marcelino Livian

Marcelino Livian mengawali karirnya mulai dari tahun 90-an, satu dekade sebelum trading online marak di khalayak umum. Kabarnya, ia begitu fokus dengan kegiatan trading-nya. Saking fokusnya, saat sedang makan sekalipun, topik trading ia jadikan bahan pembicaraan bersama keluarganya. Untuk hadiah ulang tahun anaknya pun, ia memberikan sejumlah saham Microsoft. Kepada anak-anaknya, ia mengajarkan untuk “membiarkan uang bisa bekerja kepada kita”. Menurut dirinya, hal ini akan lebih baik ketimbang membiarkan uang yang ada tersimpan di bank begitu saja.

 

Marcelino Livian

Marcelino Livian

 

Dari sosok seorang Marcelino Livian ini, kita mampu mempelajari beberapa hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang trader forex yang sukses. Diantaranya adalah:

 

  1. Miliki Modal CukupSelain bekerja sebagai pebisnis, Livian juga merupakan seorang entrepreneur. Ia memperlakukan dunia trading sebagai bisnis, dan tidak ingin bisnisnya itu sampai gulung tikar. Oleh karenanya, ia menyiapkan sejumlah modal dalam volume yang cukup untuk dipakainya bertrading. Kesimpulanya, memiliki modal yang cukup adalah syarat utama untuk bertrading ala Marcelino Livian.

    Kebanyakan trader umumnya memilih untuk membiarkan saja floating loss, tetapi terburu-buru melakukan close position ketika dalam kondisi floating profit. Akibatnya, ketika terjadi loss, akun trading kerap kali hangus. Sebaliknya, Livian sanggup menahan gejolak market selama satu tahun dengan bekal modal yang kuat. Dengan cara itulah, ia mampu selalu menutup posisi dalam kondisi profit.

  2. Beli Di Harga Rendah, Jual Di Harga TinggiDari uraian sebelumnya dapat terlihat bahwa Livian termasuk seorang trader jangka panjang (long-term trader). Akan tetapi, kunci yang paling penting pada strateginya terletak di kemampuannya untuk menemukan histori level-level terendah dan level tertinggi pada timeframe besar (D1 atau W1), serta open position secara bertahap hingga ia merasa cukup (strategi averaging). Livian melangkah dengan hati-hati terkait dengan hal itu, namun bisa berubah agresif bila sedang menemukan momen bagus untuk masuk ke market.
  3. Jangan Rakus, Pasang Target ProfitSifat rakus, atau serakah, merupakan salah satu sifat dasar manusia yang sulit untuk dikendalikan. Akan tetapi, jika kita memposisikan dunia trading sebagai sebuah bisnis yang menjadi sumber mata pendapatan utama, maka pastinya kita akan bekerja lebih keras untuk menghindari kebangkrutan.

    Mengenai target profit yang ia inginkan, Livian mengungkapkan bahwa ia selalu mengincar target profit sebesar 20% dari modal, dengan risiko yang paling minim. Katanya, “Saya tidak berjudi, saya juga tidak sedang bermain lotre. Saya datang ke Forex untuk berbisnis dan mencari uang.” Angka 20% mungkin terdengar rendah. Tetapi kalau kita tengok lagi pelajaran pertamanya tadi, maka tentu kita dapat membayangkan besaran keuntungan yang didapatnya tidaklah sedikit.

 

 

Kesimpulan

Dari seorang Marcelino Livian, bisa kita simpulkan bahwa “trading semestinya dilihat sebagai suatu bisnis yang membuat uang ‘bekerja’ untuk kita. Ini tentunya lebih membawa manfaat ketimbang membiarkannya begitu saja tersimpan di rekening bank”. Ini memeng benar. Bank yang besar saja, biasanya hanya mampu memberikan bunga sebesar 5-10%. Namun, investasi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kekuatan “modal” itu penting dalam berinvestasi. Selain bisnis forex, di luar sana juga banyak bisnis yang mengalami kegagalan karena kekurangan modal (untuk menutupi tiap minus dan memperbaiki kesalahan yang terjadi ketika bisnis baru saja dimulai). Modal yang cukup akan memberi kita waktu yang cukup untuk menghimpun pengalaman dalam melakukan trading di akun non demo dan membuat kita belajar dari setiap moment yang terjadi.

Bila modal anda sudah cukup, langkah selanjutnya adalah penyusunan strategi. Ini tak kalah pentingnya dengan modal dana yang anda miliki. Rajin-rajinlah belajar, membaca referensi seputar dunia trading, dan berkonsultasi ke yang lebih ahli.

 

Singkirkan juga asumsi bahwa apabila kita bertrading, suatu saat pasti akan loss. Realitanya, masih ada trader yang jarang sekali mengalami loss. Selama kita selalu memegang 3 poin diatas, kita akan bisa bertrading tanpa loss selama kita memiliki trik dalam hal Manajemen Modal Trading, analisa pasar yang baik, menjaga kesehatan, dan tidak melakukan kesalahan yang tak perlu dilakukan.

 

Oke, itulah tadi artikel singkat tentang trading tanpa loss ala Marcelino Livian. Terimakasih telah menyimak, sampai jumpa!

Mengenal Trader Sukses Di Bidang Manajemen Risiko, Larry Hite

Lawrence D.Hite (Larry Hite) adalah seorang trader profesional di pasar komoditi, dan merupakan salah seorang pelopor dalam penggunaan sistem trading secara rinci yang mulai diperkenalkan pada awal tahun 80-an. Sebagai salah seorang pendiri sekaligus fund manager dari Mint Investments, Hite berhasil menjadikan perusahaan investasi tersebut sebagai seorang Commodity Trading Advisor terbesar di dunia, berdasarkan pada jumlah total asset yang dikelola olehnya.

 

Larry Hite

Larry Hite

 

Pada tahun 2010, Larry Hite bekerjasama dengan pihak International Standard Asset Management (ISAM) dan menciptakan platform multi-strategy untuk hedge fund dan pengelolaan akun trading. Di tahun 2012, Hite memenangkan penghargaan Hedge Funds Review Americas Awards untuk semua jasanya dalam mengembangkan strategi trading yang sistematis. Saat ini, Larry Hite merupakan president ISAM. Melihat pencapaian-pencapaian tersebut, pantaslah bila filosofinya tentang sistem trading dan manajemen risiko banyak ditiru dan diterapkan dalam trading dalam pasar komoditi. Lalu, bagaimana prinsip trader sukses ini dalam mengatur manajemen risiko? Sebelum menyimak hal ini lebih jauh, mari kita kenali dulu tentang sosok Larry Hite dan perjalanan karirnya.

 

Banting Setir Dari Promotor Band

Berdasarkan informasi yang kami peroleh, Larry Hite sempat menjadi promotor untuk grup musik rock. Ia juga sempat belajar menjadi aktor dan penulis skenario film. Ia ingin serius di salah satu bidang tersebut hingga suatu saat ia menyadari bahwa mengelola uang para musisi rock tersebut jauh lebih menguntungkan ketimbang sekedar mengatur penampilan panggungnya. Larry Hite kemudian memutuskan untuk banting setir dan terjun ke dalam bidang investasi.

Hite bekerja pada sebuah broker saham dan akhirnya ia menjabat sebagai hedge fund manager sejak tahun 1968. Menurut Larry Hite, bisnis trading akan lebih menghasilkan profit bila kita berani terjun langsung walaupun resikonya besar, ketimbang hanya sekedar menjadi analis yang selalu saja melangkah membelakangi pasar.

 

Tanyakan Risiko Lebih Dulu

Kepada setiap client-nya, Larry Hite selalu mengajukan beberapa pertanyaan tentang serapa besar risiko maksimal yang ingin disepakati. Ia lebih memilih pertanyaan tadi ketimbang membahas tentang besaran profit yang ditargetkan. Ciri inilah yang membedakan seorang Hite dari trader profesional atau hedge fund manager lain. Karena, kebanyakan dari mereka menjanjikan profit minimal kepada para client-nya.

“Kerugian adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari dalam pasar keuangan. Setiap investor harus tahu tentang hal ini. Setiap transaksi dalam trading pasti ada saja risikonya, dan itu adalah bagian yang paling penting. Bahkan, jika Anda adalah seorang spekulator sejati, pertanyaan pertama yang patut ditanyakan kepada diri Anda sendiri adalah seberapa beranikah anda merugi? Kemudian, apakah Anda masih akan mampu bertahan di pasar jika ternyata hasilnya rugi,” kata Larry Hite yang juga pernah memperoleh gelar Best of Award 1986 dari Business Week dan dijuluki sebagai “Wild eyed trader in commodities” itu.

 

Buat Terobosan Di Bidang Manajemen Risiko

Keahlian Larry Hite dalam bidang manajemen risiko mulai dikenal sejak tahun 90-an, ia mengembangkan sebuah sistem software yang mengintegrasikan faktor manajemen risiko, investment behaviors dan sistem portofolio dalam trading di pasar komoditi. Menurut dirinya, diversifikasi merupakan cara yang cukup bijaksana dalam trading untuk mengatasi keserakahan diri sendiri.

“Unsur manusia perlu Anda perhitungkan sebagai salah satu variabel yang penting dalam trading, itulah mengapa terdapat investment behaviors. Bila Anda perhatikan, pergerakan harga pasar akan selalu seperti itu. Alasanya, trader atau unsur manusianya, selalu saja membuat kesalahan yang sama. Software yang saya buat juga memberikan arahan pergantian trend, karena saya memang seorang trend follower trader,” ucap Larry Hite yang juga sempat menjabat sebagai managing director Hite Capital LLC itu.

 

Lantas, apakah nasihat seorang Larru Hite untuk para pemula?

Sebagaimana yang dikutip dari interview antara Larry Hite, president of Isam USA, (by Stanley Fink), ia mengungkapkan bahwa “bagaimana cara seorang trader membuka posisi tidak lah begitu penting. Hal yang paling penting adalah bagaimana cara Anda me-manage posisi yang sudah Anda buka. Saya jamin Anda akan dapat menghasilkan uang hanya dengan mengatur level risiko dan posisi Anda. Yang mesti dihindari adalah, jangan mengambil risiko dengan level yang lebih besar dari stop loss yang sebelumnya sudah anda tentukan. Bilapun anda memang harus stop, terima sajalah kerugian itu.”

 

Para trader yang sudah sukses dalam karirnya sebagian besar akan mendedikasikan pengetahuan dan waktunya untuk mengembangkan dunia trading dan investasi semisal mendirikan perusahaan investasi, menjadi seorang konsultan, dan komentator di berbagai media investasi dan bisnis. Namun, tidak sedikit juga yang mengembangkan software trading, menulis buku panduan trading, dan lain sebagainya. Kita dapat mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan Larry Hite tentang manajemen risiko guna membatasi kerugian maksimal dalam trading.

Mengintip Kunci Sukses Legenda Pasar Saham, Jesse Livermore

Jesse Lauriston Livermore (1877-1940) adalah seorang legenda pasar saham, yang juga dikenal sebagai ‘Raja Spekulan’ (Speculator King). Banyak juga yang menjulukinya sebagai ‘great bear of Wall Street’ karena meraup keuntungan yang besar saat pasar Wall Street sedang bearish dalam crash di tahun 1907 dan 1929. Walau demikian, Livermore bukanlah seorang spekulan yang untung-untungan seperti halnya para penjudi. Ia penuh dengan perhitungan dalam menentukan timing dan money management, serta cukup mahir dalam mengendalikan emosinya.

Di masa itu, analisa teknikal masih belum seluas dan secanggih era sekarang. Namun, Livermore sudah menerapkan teknik memaksimalkan keuntungan dengan pyramiding, formasi pola pergerakan harga (price patterns), dan analisa trend harga dengan kaidah-kaidah ‘cut losses, let profits run’.

 

Berawal Dari Kelihaian Dalam Bertaruh

Lahir di Massachusetts, Jesse Livermore yang dikenal sebagai seorang trader misterius ini mulai mengenal pasar saham di umur 14 tahun saat sedang melarikan diri dari rumah. Kala itu, ia kabur hanya dengan uang USD 5 disaku. Ia kemudian bekerja sebagai operator yang merangkap kurir pada broker saham Paine Webber di koat Boston.

 

Jesse Livermore

Jesse Livermore

 

Livermore sering menang taruhan dalam menebak naik atau turunnya harga saham-saham blue chip hingga ada seorang teman yang mempercayainya untuk mengelola sejumlah dana yang ia miliki di pasar saham. Pada usia 15 tahun, ia sudah berhasil meraup keuntungan bersih sebesar USD1,000 (atau setara dengan USD23,000 sekarang) dan sesudah memperoleh keuntungan secara beruntun, beberapa tahun kemudian Livermore hijrah ke New York City untuk trading dengan modalnya sendiri dengan lebih serius. Dari sinilah ia menemukan cara-cara trading yang efektif di pasar saham seperti apa yang pernah ditulis dalam bukunya yang berjudul “How to Trade in Stocks”.

 

2 Kali Menang Dari Crash Pasar Wall Street

Saat sedang terjadi crash di pasar Wall Street tahun 1907, Jesse Livermore masih mampu menyabet profit sebesar USD3 juta dalam sehari hanya dengan kejelian dalam memanfaatkan kondisi pasar yang sedang panik. Kemudian, pada momen crash di pasar Wall Street tahun 1929 akibat resesi yang berkepanjangan, Livermore lagi-lagi berhasil memperoleh keuntungan sebesar USD100 juta, dengan timing dan momentum yang tepat plus money management yang lebih baik.

“Tidak ada yang baru di dalam Wall Street. Trader atau spekulan tetap saja akan demikian, tidak ada yang baru. Spekulasi sama tuanya dengan usia gunung-gunung dan bukit-bukit. Yang terjadi di pasar saham sekarang sudah pernah terjadi sebelumnya dan akan amat mungkin terjadi lagi esok. Tidak ada hal yang baru. Masuklah ke pasar hanya saat pasar trending, jika bullish Anda harus melakukan buy, jika bearish anda memasang posisi sell. Cuma cara itulah yang dapat menghasilkan keuntungan dengan cara yang sebenarnya” kata Livermore yang sering dijuluki oleh trader misterius karena aktivitas tradingnya dilakukan secara rahasia di dalam sebuah kantor pribadi yang berlokasi di Fifth Avenue, New York.

Seperti halnya dengan cara tradingnya yang misterius, gaya hidup pribadi seorang Jesse Livermore yang 3 kali menikah dan cenderung mewah itu juga penuh dengan tanda tanya. Tanpa alasan jelas, Livermore bunuh diri di sebuah hotel di Manhattan dengan meninggalkan harta kekayaan yang mencapai angka USD5 juta pada tahun 1940.

 

Kunci Sukses Jesse Livermore

Dari uraian di atas, amat jelas bahwa kunci sukses seorang Jesse Livermore diperoleh dari penggunaan metode trading yang terukur, bukan sekedar asal tebak-tebakan saja. Dalam mengarungi dunia trading di masanya, ia sudah banyak menemui keuntungan, walau tak jarang juga mengalami kerugian. Livermore mengklaim bahwa seluruh kerugian yang dialaminya adalah akibat dari ketidak-patuhannya pada aturan dan rencana trading yang sudah disepakati. Walaupun demikian, menurutnya hal itu tidak bisa dihindarkan kecuali Anda mampu bertrading tanpa menghiraukan emosi sama sekali. Menurutnya, 3 hal utama yang patut anda dihindari karena menyebabkan kerugian adalah:

  1. Kurang matangnya pengetahuan seorang trader dalam mengenai instrument pasar
  2. Aturan trading (metode dan strategi) yang tidak tegas dalam memberi keputusan
  3. Pelanggaran terhadap aturan yang sudah disepakati

 

Beberapa aturan trading dari Jesse Livermore banyak digunakan oleh orang banyak hingga sekarang. Aturan trading tersebut antara lain:

  • Tidak masuk ke dalam pasar ketika kondisi pasar sedang sideways atau arah trend sedang tidak jelas
  • Menerapkan pivot point daily guna mengetahui arah pergerakan harga
  • Senantiasa menunggu konfirmasi baik dari segi teknikal maupun fundamental sebelum benar-benar melakukan aksi order buy atau sell
  • Selalu menggunakan fitur stop loss (menentukan resiko)
  • Exit hanya ketika trend sedang berbalik arah (reverse)

Selain itu, saat pasar sedang bullish Anda mesti bertrading pada saham-saham yang sangat kuat. Dan, saat pasar sedang bearish Anda harus masuk pada saham-saham yang paling lemah. Hindarilah saham yang tampak meragukan atau ambigu. Jangan pernah sekalipun melakukan teknik averaging down pada posisi merugi.

 

Oke, itulah tadi artikel singkat kami tentang mengintip Kunci Sukses Legenda Pasar Saham, Jesse Livermore. Semoga bermanfaat, sampai jumpa!

 

Larry Williams, Trader Sukses Berkat Kombinasi Teknikal Dan Fundamental

Larry Williams adalah seorang trader terkenal yang sudah menulis banyak buku dan membuat berbagai indikator trading yang cukup populer. Ia juga merupakan ayah dari aktris Michelle Williams yang berkali-kali dinominasikan dan memenangkan penghargaan Oscar dan Golden Globe. Akan tetapi, dibandingkan dengan statusnya sebagai ayah pemain film tenar, Larry Williams lebih terkenal dengan kelihaiannya dalam bertrading.

Sebagai mantan pelari marathon, Larry Williams melihat adanya kesamaan antara trader yang sukses dengan pelari marathon yang sukses. Kesamaannya ada pada rasa sakit dan rasa lelah yang dialami. “Setiap orang akan bisa berlari marathon bila mereka mau berlatih dengan keras dan benar. Ini sama dengan trading. Bila Anda mau berlatih, Anda tentu akan menjadi seorang trader yang tangguh dan sukses,” kata Williams.

 

Larry Williams

Larry Williams

 

“Ketika Anda sedang berlari marathon, pasti anda akan selalu menemui rute sulit yang tidak Anda sukai. Bahkan, mungkin Anda merasa seperti berada di neraka saat sedang melewati rute itu. Namun Anda harus bisa tetap bergerak maju, apapun yang terjadi. Kaki Anda yang satu harus tetap Anda gerakan di depan kaki yang lain, sembari mengingat tentang tujuan apa yang sedang anda kejar. Sama halnya dengan trading. Anda harus tetap melakukan trade, baik itu buy ataupun sell, dan anda harus selalu mengingat bahwa Anda sedang melakukan trading,” jelas Williams.

“Pernah suatu ketika saatu sedang berlomba, kaki saya tiba-tiba kejang dan terasa sakit. Saya memperlambat gerakan hingga rasa sakitnya teredam. Hal ini sama juga dengan trading, ketika saya sedang loss, saya akan istirahat sebentar dan meneliti kembali segala penyebab yang dapat menyebabkan mengapa posisi saya bisa loss,” tambahnya.

 

Sukses Berkat Kombinasi Antara Analisa Teknikal Dan Fundamental

Larry Williams memulai karir trading di pasar saham pada awal tahun 60-an. Sepuluh tahun berselang, seorang teman menganjurkan agar ia mempertimbangkan agar masuk ke pasar komoditi karena dengan modal yang sama, ia dapat memperoleh return yang lebih besar. William menuruti anjuran itu dan benar saja, ia mendapatkan return yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan trading di pasar saham.

Pada tahun 1987, Williams mengikuti sebuah program kejuaraan dunia trading pada Robbins World Cup Trading Championship (ini diselenggarakan oleh Robbins Trading Company) dan ia berhasil keluar sebagai pemenang setelah bisa mengubah modal awal $10,000 (uang sungguhan) menjadi $1,100,000 atau profit sebesar 10900% dalam waktu 12 bulan. Sebuah prestasi yang mencengangkan bukan?

Terlebih lagi, prestasi ini masih belum ada yang menandingi pada waktu itu. Anak-anaknya mengikuti kesuksesan tersebut. Michelle Williams pernah memenangkan kejuaraan yang sama sepuluh tahun kemudian, sedangkan untuk anaknya yang lain (Jason Williams) sudah menulis buku tentang psikologi dalam trading yang berjudul, “The Mental Edge In Trading”.

Williams yang tinggal di kepulauan Virgin Amerika Serikat ini menyebut dirinya sebagai seorang trader “kontekstual” yang memakai kombinasi analisa teknikal dan fundamental. Di dunia investasi finansial, Larry Williams dikenal sebagai pembuat dari bermacam indikator. Diantaranya adalah Ultimate Oscillator, Accumulation/Distribution Indicators, Indeks COT, juga beragam forecast siklus, sentimen pasar, dan pengukur nilai untuk harga-harga komoditas yang ada di pasar.

 

Jangan Emosional Ketika Trading

Seorang trader yang juga merupakan politikus dari Partai Republik ini, menjalani trading untuk dirinya sendiri dan berfokus pada Treasury Bond Futures, S&P 500 dan forex. Time frame trading yang dipakai olehnya adalah bersifat daily (1-day) dan berjangka 3-days.

Apa pandangan dari seorang Larry Williams tentang bisnis trading anda? “Yang saya sukai dalam bisnis ini adalah senantiasa berfikir ke depan. Kebanyakan orang berfikir tentang keadaan yang terjadi pada saat ini, tetapi para trader harus memikirkan betul apakah akan ada hujan 6 bulan dari sekarang? Apakah akan terjadi peperangan 10 bulan dari sekarang? Apakah akan ada bencana kelaparan 2 tahun dari sekarang? Mungkin ini adalah tempat yang cocok bagi saya. Saya sedang hidup di masa yang akan datang,” terangnya. Tetapi, “trading sangat rentan dengan faktor emosi. Anda harus dapat membiasakan diri untuk tidak emosional ketika memulai trading, atau Anda akan mengalami tekanan mental yang tak kunjung henti,” tambahnya.

 

Nasihatnya untuk para trader pemula

Apa nasehatnya untuk para trader pemula? “Sama seperti lari marathon, mulailah dengan perlahan-lahan. Sediakan waktu dan dana yang cukup untuk tetap belajar dan terus berlatih. Biaya untuk belajar akan amat murah bila dibandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang akan Anda peroleh dalam bisnis ini. Ketika trading, jika Anda merasa ada yang tak beres, segeralah melakukan cut-loss, tetapi, biarkan profit Anda tetap ‘berlari’, Anda mesti memiliki target yang harus anda capai.” katanya.

 

Baik, itu tadi adalah artikel singkat kami tentang Trader sukses Larry Williams. Terimakasih telah menyimak, sampai jumpa di postingan berikutnya.

Kisah Trader Sukses Ben Warwick, Pencetus Event-Trading

Anda trader senior? Pasti pernah mendengar nama Ben Warwick di suatu tempat bukan? Ya! Trader kawakan dan seorang penasehat investasi (investment advisor) yang satu itu memang cukup dikenal. Ini berkat sifatnya yang selalu fokus pada reaksi pasar ketika sedang dirilisnya suatu berita ekonomi oleh para awak media. Ketika para trader sedang mencari cara untuk melakukan trading yang paling tepat dan mampu menghasilkan profit lewat analisa fundamental atau analisa teknikal (maupun kombinasi keduanya), Warwick malah sibuk mengembangkan metode tradingnya sendiri. Melalui serangkaian percobaan, ia akhirnya memutuskan untuk menjalani setiap sesi tradingnya dengan strategi yang dia sebut sebagai metode ‘event trading’.

Pada tahun 1996, bukunya yang berjudul “Event Trading – profiting from economic reports & short-term market inefficiencies’ diterbitkan. Dan, buku yang satu ini mendapatkan sambutan yang cukup baik dikalangan trader forex dan komoditi. Banyak analis dan trader forex profesional mengatakan bahwa metode tersebut bisa dipakai untuk mengenali titik awal atau titik puncak dari suatu trend, hingga dapat ditentukan point-point pembalikan arah pergerakan harga (reversal). Menurut mereka, ‘event trading’ adalah sebuah teknik trading baru yang cukup menarik, dan dapat dijadikan metode pendekatan ke-3 sesudah pendekatan fundamental dan juga teknikal.

 

Bukanlah Sistem Yang Mengikuti Trend

Ben Warwick pertama kali mengenal dunia trading ketika ia masih berstatus mahasiswa di University of North Carolina. Disana, ia memperoleh gelar MBA-nya. Karena ia ingin serius dan menggeluti bisnis trading dan investasi, ia mempelajari dan meneliti lebih lanjut tentang ‘hasil-hasil mengejutkan’ yang ada di pasar saham.

Bermodalkan referensi pasar saham di era tahun 1970-an, Warwick menjelaskan: “saat harga suatu saham naik melebihi apa yang diperkirakan oleh para analis dan pelaku pasar, harga saham tersebut akan cenderung terus meningkat hingga 60 hari kedepan. Hingga hari ini, masih banyak fund manager yang mampu trading dengan hasil yang mengejutkan.

 

Ben Warwick

Ben Warwick

 

“Saya kemudian mengambil ide tersebut untuk diterapkan kepada jenis pasar yang berbeda, semisal pasar futures atau pasar forex” ungkap Ben. Dari tahun ke tahun, Warwick senantiasa melakukan perbaikan pada metodenya sebelum pada akhirnya ia tuliskan ke dalam sebuah buku.

“Saya berusaha sebisa mungkin agar metode tersebut memiliki bentuk yang sistematis. Dan yang penting, metode ini bisa diterapkan dengan tanpa menggunakan emosi. Event trading adalah sebuah sistem yang tidak linier, dan bukan sistem yang mengikuti arah pergerakan trend (trend following). Metode ini adalah tentang bagaimana cara pasar merespon informasi, dan saya mengambil sebagian, yakni bagaimana pasar mengambil reaksi terhadap sebuah berita yang dirilis oleh media,” Ben Warwick menjelaskan.

Contoh pemanfaatan event trading misalnya seperti apa yang terjadi pada pasar bond atau pasar forex ketika sedang dirilis data tenaga kerja. “Bila pasar ternyata rally sesudah rilis data dan ditutup 20% lebih tinggi dari range harga sebelum dirilis, bagi saya itu adalah suatu sinyal untuk buy. Namun yang paling krusial adalah, pada harga berapakah kita masuk. Jika Anda masuk pasar begitu saja ketika rilis data disiarkan, itu sama saja seperti judi. Dan, kemungkinan untuk berhasil adalah 50-50.” kata Warwick.

“Reaksi pasar bisa saja akan bearish untuk rilis data yang Anda perkirakan akan mengalami bullish, dan Anda tentu masih dapat melihat sejumlah sinyal sell. Cobalah untuk konsentrasi pada reaksi pasar atas informasi tersebut” lanjutnya. Mengenai time frame trading, Warwick sudah terbiasa dengan time frame daily dan juga weekly.

 

Penelitian Itu Penting

Sebagai seorang penasehat investasi, Ben Warwick lebih memilih untuk mengutamakan strategi penempatan asset dalam membuat sebuah portfolio investasi mana yang investasi utama, dan mana portofolio investasi alternatif. Pada tahun 2002, Warwick mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Quantitative Equity Strategies (QES).

Beberapa perusahaan dan institusi keuangan sudah berhasil mengadopsi sistem ini guna memaksimalkan potensi return. Diantara mereka antara lain Hedge Fund Research di Chicago dengan sistem HFRq serta Nomura Bank dengan Nomura QES. Buku Warwick yang membahas tentang strategi investasi yang cukup populer yakni buku yang berjudul ‘Searching for Alpha: The Quest for Exceptional Investment Performance’ (Wiley, 2000)

 

Nasihatnya Untuk Para Pemula

Nasehat untuk para trader pemula? “Buatlah sebuah pekerjaan rumah, tentang penelitian atau statistik atau apa saja yang membuat Anda bisa mengerti dan bisa mengidentifikasi pasar mana saja yang tidak effisien. Jika Anda sudah berhasil menemukan dan yakin dengan bagian mana dari pasar yang tidak effisien, pada jangka pendek dan jangka panjang, Anda tentunya akan bisa menghasilkan profit dengan konsisten. Ya, bagi diri saya pribadi, itulah kuncinya. Anda juga bisa melakukannya, bahkan lebih baik dari saya.” ungkap Warwick.

 

 

Yap, itulah tadi artikel singkat kami tentang kisah trader sukses, Ben Warwick. Semoga bermanfaat untuk anda, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.

Kisah Trader Sukses: Cynthia Kase, Si Pengembang Indikator Berkualitas Premium

Dalam dunia forex, kita tentunya mengenal banyak nama trader sukses. Diantara sekian banyak nama tersebut adalah Cynthia Kase, si pengembang indikator berkualitas premium. Cynthia Kase sendiri, sebenarnya adalah mantan Insinyur Teknik Kimia. Lalu, bagaimanakah kisah perjalanan dari Cynthia Kase ini? Mari kita simak bersama yuk!

 

Mengenal tentang latar belakang seorang Cynthia Kase

Seperti yang kita tau, latar belakang pendidikan Kase adalah kimia teknik. Ketika ia bergabung dengan Standard Oil of California (Chevron Corporation) di tahun 1983, pimpinannya menugaskan Kase untuk memperkuat divisi trading sebagai suatu bagian dari program pengembangan bisnis dan management perusahaan. Iapun segera belajar untuk memperoleh perspektif pandangan dalam perdagangan minyak dunia.

 

Cynthia Kase

Cynthia Kase

 

“Ada 2 kejadian menarik dalam tahun 1983 yang cukup penting untuk perdagangan minyak dunia,” kenang Kase. “Tahun 1983, perdagangan kontrak minyak mentah dunia sudah diperkenalkan untuk pertama kalinya, dan personal komputer (PC) kala itu sedang mulai dimanfaatkan untuk trading,” katanya.

“Saya memakai personal komputer khusus di ruang trading untuk belajar. Bagi trader awal tahun 80-an pasti sudah tau tentang keadaannya, apalagi latar belakang saya kimia teknik dan pengetahuan basic saya tentang personal komputer masih amat terbatas,” demikian Kase menjelaskan.

Ia belajar trading sendiri, dan seperti yang ia katakana, “Anda harus menjadi orang yang sedang menyendiri saat bertrading agar hasilnya bisa maksimal. Anda tidak harus sepenuhnya percaya pada pendapat orang lain. Dan yang paling penting Anda mesti tetap fokus dan berpikir dengan tenang. Namun, Anda juga tidak harus ngotot dan tidak harus memaksakan diri.”

Sekarang, Cynthia Kase hanya mengandalkan dan percaya pada indikator yang ia rancang sendiri, tetapi ia mengaku, “Saya tidak berfokus pada indikator teknikal sebelum tahun 1985,” katanya, “Trading dengan bantuan analisa teknikal sangatlah kompleks. Diperlukan waktu dan usaha keras untuk benar-benar dapat memahaminya. Tidak bisa hanya dengan dua hari membaca analisa teknikal kemudian langsung diterapkan begitu saja untuk trading.”

 

Hanya Percaya Pada Indikator Ciptaan Sendiri

Selama bertahun-tahun, Cynthia Kase membuat dan mengembangkan indikator trading yang ia rancang sendiri, dan sekarang ia gunakan juga untuk para kliennya. Selain trading untuk diri sendiri, Kase juga berperan sebagai konsultan untuk lebih dari 30 perusahaan, bahkan pernah menjadi seorang advisor untuk Kementrian Perminyakan Kerajaan Arab Saudi.

“Sebagai trader teknikal, saya menggunakan pola pergerakan harga, momentum dan juga trend,” Kase menjelaskan. Akan tetapi,”Indikator saya menggunakan statistik, bukan pada pengamatan empiris semata.”

Dasar dari indikator yang dipakai oleh Kase adalah peak-oscillator atau indikator momentum dan deviation-stop atau metode stop berdasarkan tingkat volatilitas. Kini, Cynthia Kase sudah mengembangkan beberapa indikator premium, diantaranya:

 

  • KaseBars 

    Ia adalah sejenis grafik bar berdasarkan TrueRange yang ukurannya lebih mulus dan secara otomatis akan beradaptasi dengan perubahan volatilitas. Ini akan menghasilkan sinyal trading yang lebih jelas dan lebih bersih, sangat membantu di pasar yang bergerak dengan level volatilitas yang tinggi. Sayangnya, KaseBars hanya tersedia pada platform trading Bloomberg and TradeStation yang banyak dipakai oleh trader institusional.

  • Kase StatWare 

    Ia adalah sepaket indikator trading berbasis momentum yang dirancang guna pendekatan trading dan manajemen risiko yang dilangsungkan secara sistematis. Paket indikator ini ditawarkan langsung oleh Kase di webnya. Pengembangan lebih lanjut dari Kase StatWare (KaseX) juga sudah tersedia di sana untuk platform Bloomberg, NinjaTrader, eSignal, dan Trade Station. Sebagai catatan, indikator-indikator teknikal ciptaan Cynthia Kase dapat diterapkan pada semua jenis pasar termasuk juga pasar forex.

 

Frekuensi Trading?

Dalam frekuensi trading, Cythia Kase menjelaskan bahwa ia tidak melulu menjalankan trading setiap hari, melainkan tiap 3 sampai 10 hari. “Teknik trading yang saya pakai sangat mengutamakan strategi exit, bukan pada entry point-nya,” ujar Kase, “Saya bisa mendapatkan profit dengan cepat, banyak trade yang profit namun pip-nya kecil. Saya mengambil profit dari beberap momen yang berbahaya, seperti pola pergerakan harga saat terjadinya reversal. Yang lebih penting lagi bagi saya adalah, trading dengan cara yang benar ketimbang profit yang besar,” lanjutnya.

 

Nasehat Seorang Cynthia Kase Untuk Para Trader Pemula

Suatu ketika, Cynthia sempat berpesan untuk para trader pemula “Satu-satunya cara untuk belajar trading adalah dengan cara melakukan trading. Tidak ada istilah holy grail dalam bertrading. Terus belajar dan kerja keras. Janganlah modal trading anda jadikan sebagai alasan utama. Jika Anda sudah merasa kecewa atau mulai bergumam “kok sudah 2 tahun trading, kita tidak menghasilkan apa-apa? Malah cenderung rugi, dalam jumlah besar, maka Anda sebaiknya tidak lagi terjun ke bisnis trading.” Kesimpulan nya, jangan melakukan hal yang tidak anda senangi. Trading juga memerlukan passion tersendiri agar dapat berjalan lancar, dan bisa memperoleh keuntungan maksimal.

 

Okel itulah artikel singkat kami tentang kisah trader sukse Cynthia Kase, si pengembang indikator berkualitas premium. Terimakasih sudah menyimak, sampai jumpa!

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman