Pertanyaan tentang apakah trading forex diperbolehkan menurut hukum islam adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab dengan meyakinkan. Meskipun otoritas islam dengan yakin setuju bahwa pertukaran mata uang dalam kondisi tertentu adalah halal, namun ada beberapa sengketa mengenai kondisi tersebut. Mari kita periksa isu-isunya satu persatu.
Trading Forex – Fatwa Halal atau Haram
Riba itu sepenuhnya dilarang dalam islam dan didefinisikan dengan sangat luas. Ini bisa berarti bahwa setiap kesepakatan atau kontrak yang melibatkan unsur bunga (riba) tidak diperbolehkan. Untuk waktu yang lama, broker forex retail mencerminkan praktek pasar dari membayar atau membebankan kepada trader perbedaan bunga diantara dua komponen dari pasangan mata uang yang dibuka semalaman.
Akhirnya, mayoritas broker forex merespon kekuatan pasar dengan menjadi “Broker Forex Islam” dengan menawarkan “Akun Forex islam” yang menghapus pembayaran bunga. Anda mungkin bertanya bagaimana mereka melakukannya dan mempertahankan profitabilitas dari operasi mereka. Ini semua bisa dicapai dengan membebankan peningkatan komisi dalam spot trading forex. Tentu hal ini bisa dibilang bahwa komponen bunga hanya disamarkan. Namun jika opini ini diambil maka trading forex akan bermasalah menurut hukum islam.
Masalah tentang bunga ini juga menghilangkan kemungkinan trading forex ke depannya, karena selalu ada unsur bunga yang terlibat dalam transaksi ini. Namun spot trading forex “regular” yang menawarkan tanpa ada pembayaran bunga atau biaya overnight bisa membersihkan asumsi mengenai riba ini.
Apa yang Islam Katakan Tentang Trading Forex Online?
Setelah dikurangi masalah ke salah satu spot trading forex tersebut dan dengan asumsi tidak ada unsur riba yang dianggap terlibat, maka kita pindah ke masalah kedua. Dalam islam jelas dikatakan bahwa perdagangan yang terjadi adalah dengan kondisi dari tangan ke tangan. Di masa lalu jelas belum ada teknologi semacam komputer dan smartphone sehingga aspek tatap muka wajib dilakukan. Selain itu syarat lainnya adalah adanya dua pihak yang melakukan kesepakatan. Saat ini, hal ini dapat diterima dalam trading forex, kesepakatan dibuat antara trader dan broker forex, jadi ini juga sudah dapat dikategorikan sebagai dua pihak berbeda yang diperbolehkan dalam islam.
Kemudian ketentuan lebih lanjut adalah pertukaran yang sebenarnya harus berlangsung selama kontrak dibuat, dengan kata lain perdagangan harus segera diselesaikan. Tentu hal ini sama dalam pasar forex di mana perdagangan harus dibuat dengan segera. Menariknya segala hal yang berhubungan dengan perdagangan non pasar seperti stop atau limit order tidak berlaku dan dapat dikatakan haram.
Disinilah kita sampai pada halangan terbesar yaitu menjawab pertanyaan tentang kehalalan forex. Umumnya trader forex tidak berharap untuk mengambil pengiriman actual dari mata uang yang dibeli, dan faktanya mereka tidak pernah memiliki mata uang yang mereka jual. Jadi mereka hanya berspekulasi bahwa nilai satu naik dan nilai lain akan turun. Lalu masalahnya, apakah spekulasi itu diperbolehkan?
Ini adalah pertanyaan yang sulit. Kita dapat mulai dengan mengatakan bahwa islam mengakui bahwa hampir semua orang dewasaa berusaha untuk meningkatkan posisi keuangan mereka dan bahwa seluruh kehidupan melibatkan aspek ketidakpastian. Dalam kehidupan kita dihadapkan dengan banyak pilihan yang hasilnya tidak jelas dan kita berusaha menggunakan kecerdasan dan keterampilan dalam memilih pilihan yang tersedia dengan harapn mendapat hasil yang bagus. Namun ingat segala macam perjudian dilarang dalam islam.
Argument yang kuat dapat dibuat bahwa seorang muslim tidak akan memiliki spekulasi bisnis asalkan dia memiliki basis yang kuat dalam mengantisipasi kesuksesan. Dalam forex sendiri, trader muslim dapat menggunakan akun islam forex dan broker forex islam untuk bertransaksi sebagai salah satu pilihan untuk membenarkan kalimat diperbolehkannya trading forex dalam islam dengan beberapa ketentuan yang berlaku sesuai dengan syariah islam.
