Apakah Helicopter Money Itu?

 

Helicopter Money. Bila mendengar istilah tadi, pasti orang awam akan membayangkan tentang sebuah helicopter yang melayang diudara semari membagikan uang secara Cuma-Cuma. Sebagian yang lain akan membambayangkan bila helicopter tadi merupakan asset investasi pengganti emas yang sewaktu-waktu bisa dicairkan (dijual).

Namun, hal itu agak berbeda dengan dimata para pelaku pasar forex. Akhir-akhir ini, istilah Helicopter money seringkali dikaitkan dengan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Bank Sentral Jepang (BoJ). Pertanyaanya adalah, apakah sebenarnya arti dari istilah Helicopter Money? Untuk lebih jelasnya, mari simak artikel singkat kami berikut ini.

 

Helicopter Money

Helicopter Money

 

Definisi Helicopter Money

Helicopter Money atau yang biasa disebut sebagai Helicopter Drop merupakan sebuah metafora untuk kebijakan moneter radikal pada suatu negara. Yang mana bank sentralnya secara terpaksa mencetak sejumlah besar uang kertas, lalu mendistribusikanya secara langsung demi merangsang laju pertumbuhan ekonomi. Sebagian pelaku pasar ada yang salah kaprah dengan mengasumsikanya seperti bank sentral yang gemar membagi-bagi uang langsung ke rakyat. Padahal sejatinya, bank sentral ini mencetak uang guna membiayai belanja pemerintah.

 

Sejarah Helicopter Money

Istilah Helicopter Money ini diciptakan oleh seorang ekonom yang bernama Milton Friedman pada sebuah esai yang ditulisnya di tahun 1969 yang berjudul The Optimum Quantity Of Money. Di situ, Ia mengibaratkan kebijakan ini layaknya mengguyurkan sejumlah uang dari sebuah helikopter.

Helicopter Money sendiri kerap dikaitkan dengan negara yang sedang berada dalam kondisi deflasi yang akut, dimana kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dinilai sudah tak sanggup lagi untuk mengakhiri kondisi inflasi rendah semacam itu. Pada waktu tersebut, AS dengan bersama dengan Federal Reserve melakukan program ini. Dan kali ini, pemerintah Jepang juga ikut serta mempraktikan hal ini.

Friedman sengaja menggunakan helikopter sebagai metafora guna memperkuat argumenya bahwa pemerintah dari negara manapun dapat menciptakan inflasi dengan mencetak sejumlah uang. Begitu masyarakat membelanjakan uangnya, nominal Pertumbuhan Domestik Bruto atau GDP, akan meningkat secara otomatis. Selanjutnya, baik produksi barang dan jasa yang lebih banyak, ataupun kenaikan harga, atau bahkan keduanya pasti juga akan terjadi.

 

Fungsi Helicopter Money

Meskipun demikian, kenyataanya gagasan Helicopter Money ini sebetulnya belum pernah dipraktikan oleh satu negara manapun hingga artikel ini ditulis. Walaupun, melalui pelonggaran secara kuantitatif (QE).

Peter Praet, Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB), pernah berkata, “Semua bank sentral bisa melakukan helicopter money sewaktu-waktu. Pertanyaannya adalah, dalam situasi apakah dan kapankah waktu pelaksanaan kebijakan ini akan diberlakukan.”

Ada pula Richard Clarida, ekonom dari Columbia University, akan memprediksikan, “Kita akan melihat variasi (yang sejenis) dari helicopter money (versi Friedman) dalam kurun waktu sepuluh atau lima tahun ke depan,” (dikutip oleh kolumnis yang bernama Greg IP, untuk Wall Street Journal).

Helicopter money yang mana, pada bentuk praktisnya disebut pulaa dengan finansial moneter atau monetisasi utang dan ini dipakai untuk membeli barang-barang dan jasa. Sedangkan untuk QE, uang diciptakan untuk membeli obligasi milik pemerintah. QE diharapkan akan mendorong jatuh yield obligasi, dengan tujuan para konsumen akan lebih banyak membelanjakan uang yang dimilikinya, dan bukan malah menyimpan uangnya. Terlebih lagi, pemotongan suku bunga pada umumnya akan mendampingi sebuah kebijakan yang lebih longgar.

Namun, hasilnya bisa saja tidak sesuai dengan harapan. Terutama jika orang-orang lebih memilih untuk menghindar dari risiko dan menahan diri atas kepemilikan obligasi pemerintah, ataupun mencairkanya tanpa return ketimbang harus membelanjakan uang yang dimilikinya.

 

Perbedaan Antara Helicopter Money Dengan Stimulus Fiskal

Helicopter money dapat dikatakan berbeda dengan stimulus fiskal tradisional, yang mana pemerintah akan menjual obligasi ke pasar lalu memakainya untuk menstimulasi permintaan secara langsung. Misalnya seperti untuk membangun jalan tol, menggaji pegawai dinas, atau melakukan pemotongan pajak. Akan tetapi, biasanya sebagian besar pinjaman dari pemerintah justru akan mendorong naik tingkat suku bunga, melukai sektor investasi swasta, dan menaikan tingkat kekhawatiran akan kredit macet.

Secara teori, helicopter money adalah sebuah gabungan antara QE dan kebijakan fiskal dengan dibumbui batasan-batasan tertentu. Pemerintah akan menerbitkan obligasi untuk dibeli oleh bank sentral dengan memakai uang yang baru dicetak.

Pemerintah akan terus memakai uang tersebut untuk berinvestasi, merekrut sejumlah tenaga kerja, ataupun memotong pajak, yang secara virtual akan menjamin bahwa total belanja pemerintah akan terus naik dan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan meningkat. Sehingga, pada akhirnya diharapkan dapat mendorong inflasi ke level yang lebih tinggi. Jadi, dikarenakan yang membeli obligasi pemerintah adalah pihak bank sentral dan bukan publik, sektor obligasi swasta tak akan tersisih.

 

Sebagai seorang trader, anda tentunya dituntut untuk selalu mengamati kondisi pasar. Setelah membaca artikel tadi, bilamana sewaktu-waktu ada negara yang merelease kebijakan helicopter money, anda pastinya dapat memanfaatkan moment tersebut dengan sebaik mungkin bukan?.

 

Speak Your Mind

*

*

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman