Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator

Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator – Pernahkah anda mengalami kondisi dimana ketika anda melakukan sell, tiba-tiba harga berbalik arah menjadi naik sehingga berlawanan dengan posisi anda saat ini? Atau misalnya ketika anda melakukan buy tiba-tiba harga berbalik arah turun berlawanan dengan posisi anda? Saat seperti ini adalah saat yang penting dimana trader pasti akan merasa dipermainkan oleh pasar bahkan hingga mengalami luapan emosi. Trader akan merasa pasar telah mengetahui strategi yang akan digunakan dan sengaja berubah agar trader mengalami loss. Jika hal ini tidak disikapi maka trader dapat terjangkit penyakit Recency Bias yang akan berbuntut panjang terhadap transaksi berikutnya.

Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator

Tidak ada yang mengetahui kemana arah pergerakan pasar. Oleh karenanya dalam bertrading, trader menggunakan bantuan indikator sebagai alat ukur tingkat kecenderungan arah pergerakan harga agar trader dapat memperkirakan kemana arah harga tersebut bergerak. Namun, indikator ini hanya sebagai petunjuk atau referensi dalam mengambil keputusan, bukan sebagai alat penentu arah pergerakan harga. Indikator akan menciptakan batasan yang dapat digunakan oleh trader agar dijadikan prediksi untuk membuka dan menutup posisi sebuah transaksi. Hal inilah yang membuat trader terlalu bergantung dengan indikator dan ketika indikator lagging dalam merumuskan data, maka trader juga akan mengalami loss.

Sebagai jawaban atas kendala yang ditimbulkan oleh indikator ini, Justin Bennett menyarankan cara membaca kekuatan trend tanpa mengandalkan indikator. Metode ini digunakan dalam kondisi uptrend terkonfirmasi ketika harga membentuk higher high dan higher low, tidak jauh berbeda dengan cara mengenali trend lewat price action. Sedangkan saat mengalami downtrend, harga akan menunjukkan lower high dan lower low.

Cara membaca kekuatan trend tanpa indikator dijabarkan melalui 3 aspek di bawah ini.

  1. Mengidentifikasi Posisi High Low

Metode ini dianggap sebagai metode termurah karena tidak memerlukan indikator atau analisis teknikal yang biasa digunakan. Intinya, pola harga yang terbentuk di chart saja sudah cukup menjadi dasar pengamatan untuk membaca kekutana trend. Hal yang perlu anda lakukan disini adalah melihat bagaimana posisi high saat uptrend dan posisi low saat downtrend harga. Trend bullish yang kuat dapat dikenali dari higher high yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ketika harga membentuk high di level yang lebih rendah maka disitulah saat trend melemah. Aturan yang sama juga berlaku saat mengukur kekuatan bearish. Perbedaannya, yang dijadikan tolak ukur adalah lower low, bukan higher high. Downtrendnya biasa masih didukung oleh trend yang besar apabila harga membentuk lower low. Ketika low harga muncul pada level yang lebih tinggi maka saat itulah downtrend mulai melemah.

  1. Mengukur Jarak Retest

Retest adalah ketika harga menguji level penting seperti yang terjadi pada support dan resistance. Namun dalam forex, retest ternyata juga dapat diaplikasikan ketika harga menguji trendline sebelum kembali ke trend utama. Terjadinya perubahan jarak retest bukanlah kebetulan semata. Jika anda teliti, penyempitan interval antara retest terbaru dengan retest sebelumnya dapat diartikan sebagai pelemahan kekuatan trend. Jarak retest yang lebih pendek bisa terjadi karena durasi kenaikan harga yang telah berkurang. Ketika kekuatan trend semakin surut maka jarak retest akan menyempit hingga terjadi perubahan arah trend. Inilah cara kerja retest membaca pergerakan trend.

  1. Mengenali Kerapatan Harga

Cara membaca kekuatan trend tanpa indikator bisa dengan melihat kerapatan harga pada penghujung trend. Kondisi ini sering terlewatkan padahal bisa menjadi senjata ampuh dalam mengukur kekuatan trend. Kerapatan harga ditandai dengan dominasi candle kecil yang terbentuk di area yang sempit seolah harga muncul berdempetan. Desakan breakout akan muncul ketika harga mulai mendekati area support dan resistance sehingga tekanan market semakin membesar. Sinyal downtrend terjadi ketika trend harga sudah tidak didukung oleh sentimen pasar yang kuat serta kerapatan harga yang intens.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ketiga cara diatas hanya dapat diterapkan pada pasar treding. Saat harga cenderung sideway atau tidak menunjukan arah pergerakan yang pasti maka sebaiknya jangan menggunakan 3 teknik diatas karena bisa saja teknik-teknik tersebut tidak akan berfungsi.

Speak Your Mind

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman