Memahami Perilaku Investor

Saat membahas mengenai uang dan investasi Anda seringkali menjadi tidak rasional meskipun faktanya Anda telah berusaha serasional mungkin. Hingga kini banyak teori ekonomi yang didasarkan pada kepercayaan bahwa individu berperilaku secara rasional dan semua informasi yang ada tertanam dalam proses investasi. Faktanya asumsi ini adalah inti dari hipotesa pasar yang efisien.

Namun apakah Anda tahu bahwa para periset yang mempertanyakan asumsi di atas telah menemukan bukti bahwa perilaku rasional tidak selalu lazim seperti yang kita yakini. Perilaku keuangan mencoba memahami dan menjelaskan bagaimana emosi manusia bisa memperngaruhi investor dalam pengambilan keputusan. Anda bisa mencoba memahami perilaku investor melalui kedua teori beserta contoh yang akan kami ulas berikut ini:

  1. Teori Penyesalan

Takut akan menyesal atau teori penyesalan yang berkaitan dengan reaksi emosional dialami setiap orang saat mereka menyadari telah melakukan kesalahan. Saat dihadapkan dengan prospek penjualan saham yang tidak bagus, investor menjadi terpengaruh secara emosional oleh harga saat mereka membeli saham dulu.

Pada akhirnya investor akan menghindar untuk menjual saham karena menyesal telah melakukan investasi buruk dan juga merasa malu karena kerugian yang akan diperoleh. Sebagai investor, Anda harus benar-benar menghindari rasa takut untuk menyesal ini. Ingat bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan dalam hal apapun. Jangan hanya fokus pada kesalahan yang Anda buat atau Anda akan terus-menerus merasa menyesal dan terpuruk. Anda harus tahu bahwa satu penyesalan akan membawa Anda menuju penyesalan lainnya yang tidak ada hentinya.

  1. Mental Akuntansi

Manusia memiliki kecenderungan untuk menempatkan suatu peristiwa dalam memori nya dan membedakannya dengan peristiwa sejenis lainnya. Perbandingan yang terjadi dalam memori ini akhirnya akan berdampak pada perilaku Anda dalam menyikapi suatu peristiwa yang sama nantinya. Inilah yang disebut dengan mental akuntansi.

Dalam investasi Anda bisa mengambil contoh saat Anda dihampiri oleh rasa ragu untuk menjual investasi yang Anda miliki dengan keuntungan yang tidak seberapa dibanding sebelumnya. Banyak investor yang mulai membandingkan keuntungan kecil yang akan diperoleh saat ini dan keuntungan besar yang diperoleh sebelumnya. Akhirnya mereka tidak berpikir logis dan hanya berharap bahwa keuntungan besar akan menghampiri mereka lagi sembari menahan investasi yang ada. Berharap memang boleh tapi Anda tetap harus logis dan berpikir jernih.

  1. Teori Prospek Kerugian dan Keuntungan

Tidak perlu diragukan lagi jika semua orang akan lebih memilih investasi dengan ROI yang pasti dibandingkan yang tidak pasti. Faktanya semua orang mengekspresikan tingkat emosi yang berbeda untuk kerugian dan keuntungan yang dialami. Perasaan tertekan yang dialami seseorang saat mengalami kerugian akan lebih besar dibandingkan perasaan bahagia seseorang saat memperoleh keuntungan.

Sebesar apapun keuntungan yang Anda peroleh, kerugian dengan jumlah yang sama akan tetap terasa lebih menyakitkan. Teori ini menjelaskan kenapa seorang investor yang mengalami kerugian seringkali mengambil lebih banyak resiko lagi demi menghindari kerugia. Padahal akan lebih baik jika investor tersebut menyadari keuntungan yang sudah diperoleh. Dalam teori ini investor akan terus berada dalam posisi beresiko dengan harapan harga akan kembali menguat dan dia akan memperoleh keuntungan besar.

Investor selalu optimis saat pasar membaik dan berasumsi bahwa pasar akan tetap seperti ini. Sebaliknya, investor akan menjadi sangat pesimis saat pasar memburuk. Inti yang harus Anda pahami adalah cobalah untuk peduli tidak hanya pada kondisi saat ini tetapi juga pengalaman di masa lalu. Karena dalam investasi setiap peristiwa bisa saja saling berkaitan dan ada kemungkinan tentang fase berulang.

Perilaku investor memang seringkali unik dan tidak bisa ditebak, tapi akan lebih baik jika Anda mulai memahaminya. Jadi sebaiknya mulai sekarang sempurnakan strategi Anda dan tetap berkomitmenlah dengan strategi itu agar Anda bisa terhindar dari kesalahan-kesalahan investasi yang bisa berakibat fatal.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman