Money Manajemen Dalam Dunia Forex

Money manajemen adalah salah satu hal yang paling krusial dan merupakan point utama yang bisa menjadi pembeda antara trader professional dan trader amatir. Tidak percaya? hal tersebut mampu membuktikan bahwa pada suatu riset, bila ada 100 trader yang memulai trading dengan sama-sama memakai sistem dengan rasio profit hanya 60% saja, hanya akan ada sedikit trader saja jumlah trader yang mampu memiliki akun dengan reward yang berlipat-lipat di akhir periode waktu portofolionya.

Terlepas dari sistem yang hanya mampu mendatangkan profit sebesar 60% saja, sekitar lebih dari 90% trader-trader tersebut kehilangan dana mereka karena strategi plan money manajemen yang dilakukan secara serampangan. Sebagian besar trader tidak akan mengerti dan tidak mau tahu tentang seberapa penting point money manajemen ini untuk mengsukseskan diri mereka di ranah forex.

 

Manajemen

Manajemen

 

Sangat penting untuk memahami konsep tentang manajemen keuangan secara mendalam sebelum benar-benar memutuskan untuk mengambil keputusan yang harus diambil saat sedang mencari titik entry yang tepat. Mengelola uang dengan cara yang benar dapat membuat anda memiliki pendapatan yang tak ternilai layaknya seorang CEO yang mengatur segala sesuatu di perusahaan besar.

Banyak sekali strategi money manajemen di luar sana, mereka mengelola money manajemen dengan cara yang beragam, namun dengan satu tujuan yang sama, untuk menjaga keseimbangan rugi – profit agar tidak terlalu over. Hal tersebut juga menjaga mereka dalam kondisi psikologi trader yang tidak diinginkan seperti euphoria terlalu berlebihan dikala sedang mendapat profit atau terlalu terpuruk saat sedang merugi. Ada salah satu strategi money manajemen yang menarik untuk dicermati disini, mari kita coba bahas bersama sedikit lebih dalam.

Pertama-tama, Anda haruslah mengetahui dan memiliki targetan tentang berapa periode waktu untuk membukukan akun trading yang anda punya. Bisa itu sebulan sekali, 6 bulan sekali ataupun 1 tahun sekali. Ketika anda trading dan bersiap untuk melakukan open posisi, sempatkanlah untuk menghitung dan mengatur strategi money manajemen yang anda miliki dengan baik.

Contoh, bila anda memiliki saldo sebesar $1,000 dan anda membuka posisi dengan mengatur total loss sebesar $100, berarti anda memakai modal sebesesar 10% dari saldo tersebut. Itu terlalu beresiko besar. Bayangkan saat posisi pertama anda loss, maka saldo hanya tersisa hanya tinggal $900 saja.

Lalu ketika anda membuka posisi lagi dengan nilai lot yang sama dan berharap bisa BEP (kembali modal). Tetapi trading kedua anda juga sedang mengalami loss. Saldo tinggal $800 saja. Bayangkan jika 5 kali trading lagi dan anda akan mendapatkan loss. Modal anda hanya akan tersisa $300, dan untuk untung menjadi $1000 lagi akan butuh perjuangan yang berat dan hal tadi terlalu mengandung resiko yang tinggi.

Nah, bagaiamana bila kita trading dengan menggunakan estimasi perhitungan total rugi hanya 3% saja? Mungkin, akan lebih aman dari strategi money manajemen yang pertama bukan? Jika andalah tipe-tipe trader yang yakin dengan sistem trading yang anda miliki, tidak ada salahnya anda mencoba strategi money manajemen yang seperti ini. Contoh lagi bila anda memiliki $1000 sebagai saldo awal. Kemudian pada posisi pertama anda entry dengan memakai rasio rugi hanya sebesar 3% saja. Sampai pada nanti posisi ketiga anda entry anda loss tiga-tiganya, kerugian anda tidak akan terlalu besar.

Kemudian, sisa saldo anda kurang lebih tinggal $910 saja. Nah, anda dapat meningkatkan ratio risk ke angka 5%. Ketika anda trading dan kemudian dua kali anda mendapat profit, maka anda akan mudah untuk BEP hingga tidak begitu sulit untuk mendapatkan keuntungan.

Terlebih lagi, anda trader yang memanfaatkan layanan cash back berupa rebate di tiap posisinya, anda tentunya akan lebih berpotensi mendapatkan keuntungan. Ketika anda telah mendapatkan profit, kembalilah lagi ke rasio risk 3% saja. Ketika 3 kali berturut-turut anda mendapati loss, maka tingkatkan lagi rasio risk ke 5%, begitu seterusnya.

 

Kesimpulan

Kesimpulan strategi plan money manajemen yang kedua sangatlah terasa nyaman untuk diterapkan bila dibandingkan dengan strategi yang pertama. Di satu sisi dapat menjaga saldo akun kita agar tetap berada dalam keseimbangan, di sisi yang lain juga mampu menjaga psikologi trading kita agar nantinya tidak terlalu berlebihan saat sedang mendapati hasil, entah itu berupa profit maupun loss.

 

Namun, money manajemen tidak bisa anda pelajari dengan sekejap mata. Butuh waktu dan proses, serta kerja keras. Bila anda melalui semuanya dengan sabar, anda akan mendapatkan banyak pengalaman. Dan pengalaman, adalah guru yang paling baik dan paling potensial untuk membawa anda kepada kesuksesan yang hakiki.

Sering-seringlah berdiskusi ataupun berkonsultasi dengan trader yang lebih senior, atau yang anda anggap lebih ahli dan lebih berpengalaman dari anda. Ini juga mampu mendekatkan anda pada kesuksesan. Terimakasih telah menyimak artikel kami, sampai jumpa lagi!

 

4 Cara Menentukan Batas Toleransi Risiko Anda

Bagi trader forex, mengenali risiko itu sepenting menargetkan profit trading. Seorang trader sekelas Paul Tudor Jones bahkan berkata, “Jangan fokus membuat uang, fokuslah melindungi aset yang Anda punya”. Kesimpulannya, untuk dapat berhasil bertahan di pasar forex, manajemen risiko adalah kunci yang wajib dimiliki oleh semua trader.

Tapi masalahnya, banyak trader masih kebingungan dalam menentukan berapakah batas toleransi risiko yang ideal. Menurut pengamatan salah satu penulis dari Babypips, topik ini adalah salah satu pokok bahasan paling populer di banyak forum forex. Beberapa solusi menawarkan angka antara 1% hingga 2%, namun ada pula yang secara khusus menyarankan risiko sebesar 5% per trade bila mengadopsi gaya trading agresif. Sekarang yang menjadi pertanyaan, benarkah menentukan batas risiko bisa dilakukan semudah itu?

Risk Management

Risk Management

Jika Anda tak ingin repot-repot dan lebih suka menempuh jalan pintas, maka anjuran tersebut bisa saja diterapkan. Tapi apabila ingin selalu mendapat profit dalam jangka panjang, maka ukurlah batas toleransi risiko sesuai dengan kondisi personal Anda. Nah, bagaimana cara agar dapat mengukur kesesuaian tersebut? Empat cara jitu berikut akan mengungkap jawabannya untuk anda.

 

1. Kenali Tujuan Trading Yang Anda Miliki

Apakah Anda sudah memiliki penghasilan tetap di luar trading? Ataukah profit trading menjadi satu-satunya sumber pemasukan Anda? Jika bertujuan menjadikan trading sebagai sebuah mata pencaharian utama, maka lebih baik anda memilih ukuran trading yang kecil saja. Mengapa demikian? Hal ini berhubungan dengan risiko psikologis yang akan membebani perjalanan trading Anda.

Katakanlah Anda berniat ingin menggantungkan hidup dari trading, maka akan ada semacam keharusan untuk memenuhi target profit yang jumlahnya dapat dipakai untuk membayar tagihan dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Trading di bawah tekanan seperti tadi jelas akan membuat mental sangat rentan terhadap rasa takut (fear) dan nafsu menjadi serakah (greed), 2 emosi trading yang kami sebutkan barusan, merupakan 2 buah emosi paling negatif yang bisa menghancurkan akun Anda. Oleh karena itu, akan lebih baik bila Anda memperkecil risiko per trade dengan mengambil ukuran trading yang minim saja. Solusi itu bisa meringankan beban trading Anda, dan mengamankan akun trading anda dari kerugian besar.

Sementara itu, bila hanya sekedar menjadikan trading sebagai pekerjaan sampingan, Anda bisa lebih bebas menentukan batasan toleransi risiko. Karena penghasilan utama tak bersumber dari keuntungan trading, maka kerugian tak akan terlalu berpengaruh pada kondisi finansial Anda. Di samping itu, Anda juga bisa belajar untuk mengatur manajemen risiko dan meningkatkan skill trading dengan lebih leluasa, mengingat tidak ada tuntutan kewajiban untuk memenuhi target trading tertentu.

2. Ukurlah Dari Besaran Modal

Berapa banyak investasi awal yang Anda punya? Inilah pertanyaan kedua yang perlu Anda jawab untuk menentukan batasan toleransi risiko. Jika memulai trading dengan dana besar, maka tak masalah untuk mengambil beberapa lot yang berukuran besar dalam sekali waktu. Namun, jika deposit awal Anda relatif kecil, lebih baik jangan gunakan lot ukuran standard dan mini. Ini dilakukan, tak lain untuk melindungi akun dari risiko perubahan volatilitas harga. Apabila Anda kurang sanggup menyesuaikan besaran modal dengan lot trading, maka peningkatan volatilitas sekecil apapun akan berpotensi untuk mendatangkan risiko margin call.

3. Sesuaikan Dengan Pengalaman Yang Anda Miliki

Apabila sudah malang melintang di dunia forex, Anda akan memiliki kepercayaan diri lebih terhadap insting dan keputusan-keputusan trading. Dalam hal ini, melakukan trading dengan memasang risiko besar tak akan menjadi perkara. Justru dengan meningkatkan ukuran trading, Anda bisa dikatakan telah sanggup untuk “naik kelas” dari sekedar trader pendatang baru, menjadi trader yang berpengalaman.

Namun sebaliknya, jangan coba-coba melakukan trading dengan batas toleransi risiko yang besar jika Anda masih kurang berpengalaman. Sebagai catatan, lama pengalaman trading yang ideal tidak ditentukan dari periode tertentu saja, melainkan kemampuan Anda untuk melepaskan diri dari pengaruh emosi. Jadi, meski sudah lama berkecimpung sebagai trader sekalipun, Anda kurang disarankan untuk memperbesar ukuran trading bila masih sering membuat keputusan berdasarkan emosi pribadi.

4. Kondisikan Risiko Trading Sesuai Kenyamanan Pribadi

Tahukah Anda? ukuran risiko tidaklah bersifat statis karena nantinya dapat disesuaikan dengan kenyamanan trading Anda. Contohnya, Anda bisa menerapkan batasan risiko per trade di angka 1% sebagai awalan. Jika dalam beberapa waktu sesudah trading Anda merasa terbebani dengan ukuran tersebut, maka sah-sah saja untuk memperkecil volume risiko tersebut.

Disisi lain, Anda juga bisa memperbesar ukuran trading bila prospek profit dirasa kurang ‘menyulut motivasi’. Hanya saja, pastikan keputusan tersebut sudah dipertimbangkan secara baik dengan memperhitungkan ketiga aspek sebelumnya. Karena jika tidak, itu artinya Anda hanya akan memperbesar ukuran trading tanpa adanya basis yang jelas, atau hanya mengejar profit karena faktor greed semata.

 

Akhir Kata

Apapun yang dikatakan para trader di luar sana? Tidak ada formula pasti dalam menentukan batas risiko paling ideal bagi tiap trader. Ukuran risiko 5% dari jumlah modal mungkin dapat ditolerir bagi trader profesional, namun bisa jadi terlalu besar untuk ukuran trader pemula. Jadi sebaiknya, ukurlah sendiri batas toleransi risiko anda berdasarkan kondisi personal. Dengan cara itulah, Anda dapat mengoptimalkan hasil trading untuk mendapat konsistensi profit yang diinginkan.

Manajemen Resiko Forex

Jika Anda percaya dengan semua kelebihan, situs mewah dan huruf tebal dari beberapa broker forex, penyedia sinyal forex, dan sistem trading otomatis forex, Anda akan berikir tentang manajemen resiko forex, di mana Anda berbicara tentang apa yang harus dilakukan dengan semua uang yang Anda buat dengan instan. Meskipun mungkin benar dalam beberapa kasus, dan salah satunya diharapkan terjadi pada Anda.

Pasar forex seharusnya didekati dengan pemikiran yang jelas dan konsep dari manajemen resiko forex harus menjadi ide yang dominan dalam pikiran setiap trader forex, entah pemula ataupun ahli. Dalam hal apapun kemampuan seseorang untuk me-manage sesuatu yang mereka miliki sangatlah penting. Bahkan tidak peduli apakah hal itu adalah resiko, keuntungan hingga kerugian. Karena itulah bagi seorang trader, kemampuan untuk memanage resiko ini sangat penting.

Ketahui Batasan Anda

Anda tahu berapa banyak uang yang Anda miliki. Anda tahu berapa banyak batasan uang yang bisa Anda habiskan. Atau mungkin Anda tahu seberapa kuat Anda mengkonsumsi makanan pedas. Semua ini berbeda namun sama-sama memiliki kaitan. Kaitannya terletak pada batas dalam melakukan atau mengkonsumsi sesuatu.

Meskipun rata-rata trader forex percaya bahwa mereka bisa menghasilkan uang dari trading, di sana akan tetap ada kemerosotan. Setiap orang akan melaluinya. Salah satu faktor kunci dalam manajemen resiko forex adalah dapat secara finansial melewati salah satu kemerosotan ini sampai segala sesuatunya kembali ke jalan semula.

Ide untuk menggandakan atau mencoba mengejar ketertinggalan di pasar forex hanya akan merugikan trader dan umumnya apa yang akan terjadi adalah Anda menggali lubang lebih dalam lagi. Hal berikutnya yang Anda tahu, Anda berada di margin call dan tempat ini bukanlah tempat yang baik bagi siapapun. Jika trader memiliki disiplin, batas pada seberapa banyak mereka bisa merugi maka ini adalah langkah pertama menuju kesuksesan dalam manajemen resiko forex.

Emosional

Pasar forex adalah tanpa emosi, dan bahkan semua pasar. Trader forexlah yang merusaknya. Jika Anda menjadi emosional di kedua sisi trading, apakah itu untung tapi terutama ketika rugi mendera maka Anda meningkatkan resiko untuk melakukan sesuatu yang salah. Hal ini bertentangan dengan sifat pasar. Ini hanya masuk akal.

Bagian dari manajemen resiko forex, trader harus meninggalkan emosinya di manapun  itu asal tidak bersamanya saat melakukan trading. Trader forex yang sukses menginggalkan trading terakhir dan berpindah ke trading selanjutnya tanpa memikirkan trading sebelumnya. Anda tidak bisa mendapatkan hal yang sama dengan pasar, dan Anda pasti tidak akan membuktikan bahwa pasar salah. Sikap “saya akan menunjukkan” harus hilang dari kehidupan Anda saat berusia 6 tahun. Jangan membawa itu kembali ke pasar. Anda akan memiliki pekerjaan di hari-hari biasa dalam waktu singkat.

Gambarlah Peluang

Terutama ketika Anda kurang dibandingkan trader forex yang berpengalaman, pastikan ada likuiditas dan pergerakan pasangan yang Anda tradingkan. Anda tentu tidak hanya ingin bisa masuk ke dalam trading namun juga keluar dari trading. Ada banyak faktor yang tidak akan bisa mengimbangi dengan alami bahwa Anda tidak ingin membuat resiko yang tidak perlu saat Anda tidak seharusnya begitu. Cobalah untuk tetap seaman mungkin dalam trading Anda. Konsep ini adalah manajemen resiko forex, bukannya pengambilan resiko forex.

Nah jadi apakah menurut Anda manajemen resiko forex itu penting? Ayo share opini Anda di kolom komentar..

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman