Resiko Forex yang Harus Anda Ketahui

Pasar valas memfasilitasi pembelian dan penjualan mata uang di seluruh dunia. Sama halnya dengan saham, tujuan akhir dari trading forex adalah untuk menghasilkan laba bersih dengan mekanisme membeli menggunakan harga lebih rendah dan menjual dengan harga lebih tinggi. Trader valas memiliki keuntungan dengan memilih beberapa mata uang dibandingkan trader saham yang harus mengurai ribuan perusahaan dan juga sektor bisnis.

Dari segi volume perdagangan, pasar forex adalah yang terbesar di dunia dan karena inilah asset forex diklasifikasikan sebagai asset yang sangat likuid. Sebagian besar trading valas terdiri dari transaksi spot, forward, swap forex, swap mata uang dan pilihan lainnya. Bagaimanapun sebagai produk leverage, tentu ada banyak resiko yang terkait dengan trading forex yang bisa mengakibatkan kerugian besar.

Resiko Leverage

Dalam trading forex, leverage membutuhkan investasi awal kecil yang biasa disebut margin untuk mendapatkan akses ke trading substansial dalam mata uang asing. Fluktuasi harga kecil bisa mengakibatkan margin call dimana investor diharuskan membayar margin tambahan. Selama pasar masih bergejolak maka penggunaan leverage yang agresif akan mengakibatkan kerugian substansial yang melebihi investasi awal.

Resiko Suku Bunga

Dalam kasus makro ekonomi dasar, Anda tahu bahwa suku bunga berpengaruh pada nilai tukar mata uang suatu negara. Jika tingkat suku bunga suatu negara naik maka mata uangnya akan menguat karena masuknya investasi pada asset negara tersebut karena mata uang yang lebih kuat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka mata uangnya akan melemah karena investor mulai menarik investasinya. Sifat tingkat bunga dan efeknya yang berputar pada nilai tukar maka perbedaan antara nilai mata uang dapat menyebabkan harga valas berubah secara dramatis.

Resiko Transaksi

Resiko transaksi adalah resiko nilai tukar yang terkait dengan perbedaan waktu antara awal kontrak dan saat itu terselesaikan. Trading forex terjadi dalam basis 24 jam yang mengakibatkan perubahan nilai tukar sebelum trading telah diselesaikan. Akibatnya, mata uang dapat ditradingkan dengan harga berbeda pada waktu yang berbeda selama jam trading berlangsung. Semakin besar perbedaan waktu antara awal dan akhir kontrak maka ini akan meningkatkan resiko transaksi.

Resiko Pihak Ketiga

Pihak ketiga dalam transaksi keuangan adalah perusahaan yang memberikan asset kepada investor. Dengan demikian, resiko pihak ketiga mengacu pada resiko dari broker dalam transaksi tertentu. Dalam trading valas, kontrak spot dan forward pada mata uang tidak dijamin oleh bursa atau kliring. Dalam trading mata uang, resiko pihak ketiga datang dari solvabilitas pembuat pasar. Selama kondisi pasar bergejolak maka pihak ketiga mungkin tidak dapat mematuhi kontrak.

Resiko Negara

Ketika menimbang pilihan untuk berinvestasi dalam mata uang, seseorang harus menilai struktur dan stabilitas negara penerbit mata uang. Di banyak negara berkembang dan negara-negara ketiga di dunia, nilai tukar tetap merujuk pada mata uang utama seperti dolar A.S.. Dalam situasi ini, bank sentral harus mempertahankan cadangan yang memadai untuk mempertahankan nilai tukar tetap. Krisis mata uang dapat terjadi karena sering terjadi defisit neraca pembayaran dan mengakibatkan devaluasi mata uang. Hal ini bisa berpengaruh besar bagi trading forex.

Dengan daftar resiko yang panjang, kerugian yang berkaitan dengan trading valas mungkin akan lebih besar dibandingkan yang diperkirakan. Karena sifat trading leverage, maka biaya awal yang kecil dapat menyebabkan kerugian besar dan asset tidak likuid. Perbedaan waktu dan isu politik dapat berdampak jauh pada pasar keuangan dan mata uang negara. Sementara itu, asset forex memiliki volume trading tertiggi, maka resikonya jelas dan bisa berakibat pada kerugian yang parah.

Speak Your Mind

*

*

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman