Asal Usul Diciptakannya Uang

Asal Usul Uang

Berdasarkan buku sejarah dan cerita guru, kakek, dan nenek kita, uang tidak begitu saja hadir di sekitar kita. Manusia memerlukan waktu ber abad-abad untuk menciptakan suatu alat tukar yang sah dan dinamakan uang. Kemudian, setelah uang ada, muncul kembali beberapa jenis uang, dengan nilai dan nama yang agak berbeda antara satu yang lain.

Uang

Uang

Oleh karenanya, kita mengenal aktivitas transaksi antar mata uang tersebut, agar memudahkan aktivitas bertransaksi. Di Indonesia, mata uang asing disebut juga dengan valas. Dan valas ini, bisa kita dapati dari money changer, ataupun para pemegangnya.

Namun, apakah anda tahukah persis dari mana uang ini berasal? Dan, bagaimanakah mata uang yang ada di dunia akhirnya bisa dijadokan salah satu patokan standard kekuatan perekonomian dunia saat ini? Oke, untuk menjawabnya, artikel ini akan menceritakan tentang sejarah uang, beserta perjalanannya hingga era sekarang. Selamat menyimak ya!

 

 

Sejarah Awal Terciptanya Uang

Sebagaimana yang kami sebutkan pada paragraph pembuka tadi, awal mula manusia itu sebetulnya tidak mengenal uang. Hidupnya hanya berkelompok membentuk perkumpulan kecil, dan hidup secara nomaden. Di kelompok-kelompok ini, ia harus memenuhi kebutuhannya 100% dari alam liar. Mereka akan melakukan perburuan jika mereka lapar, dan akan selalu berpindah tempat bila hasil perburuannya sudah tidak ada. Dan ini terus terjadi sampai beberapa ratus tahun.

 

Memasuki Era Barter

Seiring dengan berjalanya waktu, manusia pasti berkembang. Orang-orang yang awalnya sering melakukan perburuan ke alam tadi memiliki kebutuhan lebih, dan menginginkan sesuatu yang lebih baik, dengan cara yang baik. Lantas, manusiapun mulai saling bertukar barang.

Kala itu, ini dianggap cukup praktis. Sebab, setiap orang bisa mendapat apa yang mereka inginkan dengan lebih mudah, lewat transaksi pertukaran barang. Misalkan, ada orang yang tidak punya kelapa, sedangkan yang lain memilikinya, dan membutuhkan umbi-umbian. Maka pertukaran ini akan terjadi, tanpa merugikan salah satu pihak. Misalnya 5 buah umbi ditukar dengan 2 buah kelapa. Begitulah gambarannya kira-kira.

Semakin orang bergantung dengan sistem barter ini, semakin terdapat masalah baru yang harus dipecahkan. Diantaranya adalah, kesulitan dalam menemukan orang yang memiliki barang yang diingini, dan orang yang mau menukarkan barang kepunyaanya, serta kesulitan untuk mendapatkan barang yang dapat dipertukarkan satu sama lain dengan nilai pertukaran yang seimbang. Dengan kata lain, orang zaman dahulu kesulitan untuk mempertukarkan benda yang hampir sama nilainya, sehingga transaksi hanya dilakukan dengan dasar saling setuju saja.

Untuk mengatasinya, mulai timbul pikiran-pikiran untuk memakai benda-benda tertentu untuk dipergunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran tersebut adalah benda-benda yang diterima oleh umum (bersifat generally accepted), benda-benda yang dipilih tadi bernilai tinggi (sulit untuk diperoleh atau memiliki unsur magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer untuk dikonsumsi sehari-hari, semisal garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar yang sah, maupun sebagai alat untuk membayar upah para pekerja.

 

Menjamah Uang Logam

Meskipun nilai nilai tukar dari barang sudah ada, tetap saja kesulitan yang dihasilkan masih ada di depan mata. Kekurangan bahan alat tukar hingga pemecahan sebuah nilai dari barang-barang tersebut belum ditemukan.

Hingga akhirnya, orang-orang mulai bersepakat untuk menggantikan tradisi barter ini dengan melakukan transaksi memakai logam. Para pemimpin masa lalu mempersilahkan pihak manapun untuk membuat uang. Menempa dan membuat nilai secara individual adalah hal yang wajar saat itu. Sejalan dengan perjalanan uang logam, mulai timbul masalah baru yakni keberadaan logam di atas muka bumi semakin menipis. Alhasil, uang logampun akan sulit untuk didapatkan.

 

Era Uang Kertas

Mata Uang Rupiah

Mata Uang Rupiah

Karena uang yang berbahan campuran logam, emas, dan perak mulai sulit untuk didapat, solusi terbaru adalah membuat alat tukar menukar yang terbuat dari kertas. Pembuatan uang kertas ini, pada awalnya hanya berwujud sertifikat atas nilai emas yang disimpan. Akan tetapi, lambat laun orang-orang modern lebih memilih untuk menggunakan uang kertas sebagai alat tukar saja.

Beragam nominalpun dicetak. Tiap negara juga memiliki mata uangnya sendiri. Namun, uang kertas ini hanya boleh dicetak lembaga pencetak uang kertas yang berwenang saja. Untuk menghindari pemalsuan uang, pemerintah tiap negara mengatur desain uang kertas ini dengan sedemikian rupa. Hingga, kita mengenal pecahan rupiah yang memiliki logo, gambar, dan nominal yang bisa dilihat, diraba, dan ditrawang seperti yang beredar di zaman sekarang.

 

Kesimpulan

Asal usul mata uang dibuat, adalah berdasarkan dari kebutuhan manusia akan hasil yang belum mereka dapatkan. Dengan kemajuan jaman seperti sekarang ini, sistem barter mampu digantikan dengan uang kertas yang notabene hanya sebagai alat bukti transaksi tanpa ada nilai pengganti. Semakin banyak uang yang tercetak, semakin kecil nilai yang dihasilkan. Semua pencetakan uang kertas di awasi oleh negara. Individual tak diperbolehkan menciptaan mata uang.

(Dipost oleh Taufik Romadhon – fikro9202@gmail.com)

Konten ini ditulis oleh penulis freelance yang menulis seara bebas di Gainscope, bilamana ditemukan konten yang tidak sesuai harap lapor kepada info@gainscope.com

Speak Your Mind

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman